Jenis perusahaan | Perusahaan perseroan (Persero)terbuka |
|---|---|
| Kode emiten | BEI:JSMR |
| Industri | Jalan tol |
| Didirikan | 1 Maret 1978; 47 tahun lalu (1978-03-01) |
| Kantor pusat | Jakarta,Indonesia |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Rivan Achmad Purwantono[1] (Direktur Utama) Juri Ardiantoro[2] (Komisaris Utama) |
| Jasa |
|
| Pendapatan | |
| Total aset | |
| Total ekuitas | |
| Pemilik | Biro Klasifikasi Indonesia (70%) Publik (30%) |
Karyawan | 7.783(2020)[3] |
| Anak usaha | Lihatanak usaha |
| Situs web | www |
PT Jasa Marga (Persero) Tbk adalah sebuahbadan usaha milik negaraIndonesia yang bergerak di bidang pengusahaanjalan tol. Perusahaan ini dibentuk pada tanggal1 Maret1978, tidak lama setelahjalan tol yang menghubungkan Jakarta dengan Bogor selesai dibangun. Pemerintah Indonesia memegang mayoritas saham perusahaan ini melaluiDanantara.
Hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini memegang hak konsesi atas 34 ruas jalan tol sepanjang 1.603 kilometer di Indonesia, yang pengoperasiannya dibagi ke dalam tiga kantor regional.[3]
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tanggal 1 Maret 1978 dengan nama "PT Jasa Marga".[4][5] Pada tahun 1981, perusahaan ini ditetapkan menjadipersero, dan namanya pun diubah menjadi seperti sekarang. Pada awalnya, selain menjadi operator jalan tol, perusahaan ini juga berperan sebagai otoritas jalan tol di Indonesia. Hingga tahun 1987, perusahaan ini adalah satu-satunya penyelenggara jalan tol di Indonesia. Perusahaan ini pun mengoperasikan jalan tol pertama di Indonesia, yakni jalan tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) mulai tahun 1978. Pada dekade 1990-an, perusahaan ini lebih banyak berperan sebagai otoritas yang memfasilitasi investor-investor swasta dalam mengusahakan jalan tol, namun sebagian besar investor gagal mewujudkan jalan tolnya, sehingga akhirnya diambil alih oleh perusahaan ini, antara lainJalan Tol Lingkar Luar Jakarta danJalan Tol Cipularang.
Pada tahun 2004, setelah dibentuknyaBadan Pengatur Jalan Tol, perusahaan ini tidak lagi berperan sebagai otoritas jalan tol di Indonesia, dan kewenangan penetapan tarif jalan tol juga diserahkan ke Menteri Pekerjaan Umum. Pada tanggal 12 November 2007, perusahaan ini resmi melantai diBursa Efek Indonesia. Pada tahun 2017, Jasa Marga mulai mewajibkan pembayaran tol dengan menggunakanuang elektronik, untuk mengurangi durasi pembayaran dan antrian di gerbang tol. Pada tahun 2018, perusahaan ini mulai mengembangkan bisnis non tol, terutama untuk mengoptimalkan asetnya, baik secara mandiri maupun bekerjasama dengan mitra strategis. Pada tahun 2019, perusahaan ini juga mulai menguji coba sistem pembayaran nirhenti, untuk makin mempersingkat durasi pembayaran di gerbang tol.[3][6]
Pada bulan Maret 2025, pemerintah Indonesia menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini keBiro Klasifikasi Indonesia, sebagai bagian dari upaya untuk membentukholding operasional di internalDanantara.[7]
Jasa Marga sebagai perusahaan penyedia jasa[8] jalan tol terbesar diIndonesia memiliki sejumlah anak usaha untuk mendukung jalannya bisnis inti perusahaan, yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu usaha jalan tol dan usaha bukan jalan tol.
KecualiJalan Tol Belawan–Medan–Tanjung Morawa,Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta ruas Cengkareng–Tomang–Cawang,Jalan Tol Jagorawi,Jalan Tol Jakarta–Tangerang,Jalan Tol Jakarta–Cikampek,Jalan Tol Purbaleunyi,Jalan Tol Palikanci,Jalan Tol Semarang, danJalan Tol Surabaya–Gempol yang diswakelola seluruhnya.
Sekretaris Jasa Marga mengusulkan kepadaPemerintah Indonesia untuk membangun proyekJalan Tol Jakarta-Cikampek elevated danJalan Tol Jakarta-Cikampek 2 selatan, proyek diusulkan karena volume kendaraan sudah melebihi kapasitas jalan.[9]
GubernurJawa Timur meminta biayaJembatan Suramadu digratiskan oleh Jasa Marga agar biaya angkutan kendaraan dapat dipangkas dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi wilayah Madura.[10]
Sistem e-toll dengan melibatkan 4 bank, yaituBRI,BNI,BTN,Mandiri yang telah diresmikan MenteriBadan Usaha Milik Negara pada Agustus 2015 akan dioperasikan oleh Jasa Marga akhir Januari 2016 diJalan Tol Lingkar Luar Jakarta. Diharapkan penambahan jumlah bank akan meningkatkan penetrasi penggunaan e-toll hingga 50%, sedangkan untuk pengoperasian diJalan Tol Lingkar Dalam Kota Jakarta diperkirakan terlaksanan April 2016[11]