Hirohito mengumumkanpenyerahan Jepang kepada pasukan Sekutu Direkam 14 Agustus 1945
Hirohito (裕仁code: ja is deprecated, 29 April 1901 – 7 Januari 1989), secaraanumerta dihormati sebagaiKaisar Shōwa (昭和天皇code: ja is deprecated,Shōwa Tennō),[a] adalahkaisar Jepang ke-124, yang memerintah dari tahun 1926 hinggakematiannya pada tahun 1989. Masa pemerintahannya selama lebih dari 62 tahun adalah yang terpanjang dari semua kaisar Jepang dalam sejarah dan salah satu dariraja yang paling lama memerintah di dunia.
SetelahJepang menyerah, meskipun Jepang mengobarkan perang atas nama Hirohito, ia tidak dituntut ataskejahatan perang, karena JenderalDouglas MacArthur berpikir bahwa kaisar yang berpura-pura kooperatif akan membantu pembangunanPendudukan Sekutu yang damai dan akan membantu AS mencapai tujuan pascaperangnya.[2] Pada tanggal 1 Januari 1946, di bawah tekanan Sekutu, Kaisar secara resmi melepaskan wewenang keilahiannya.
Hirohito dan istrinya,Nagako, memiliki dua putra dan lima putri; ia digantikan oleh anak kelima dan putra sulungnya,Akihito. Pada tahun 1979, Hirohito menjadi satu-satunya raja di dunia yang bergelar "Kaisar".
Hirohito mengenyam pendidikan awal diGakushuin Peer's School dariApril1908 hingga April1914, kemudian mendapatkan pendidikan khusus untuk putra mahkota (Togu-gogakumonsho) di IstanaAkasaka dari tahun 1914 sampaiFebruari1921. Mendapatkan karier sebagai letnan andsub-lieutnant (1st class)9 Desember,1912 pada Angkatan Darat Kekaisaran, kapten dan letnan (31 Oktober1916, mayor dan wakil komandan (31 Oktober1920 )letnan kolonel dan komandan (31 Oktober1923) dan kolonel dan komandan Angkatan Laut Kekaisaran (Kaigun) (31 Oktober 1924). Ia diangkat menjadi putra mahkota secara resmi pada tanggal16 November 1916. Pada tahun1922 ia mengadakan kunjungan keInggris dan sejumlah negara negaraEropa. Kunjungan ini dianggap kelompok sayap kanan kontroversial sehingga menewaskanPerdana MenteriHamaguchi.
Hirohito memiliki pengetahuan tentang penelitianbiologilaut dan beberapa hasil penelitiannya dituangkan dalam sejumlah buku di antaranyaThe Opisthobranchia of Sagami Bay danSome Hydrozoans of the Amakusa Islands.
Ia dinobatkan menjadi kaisar pada tanggal25 Desember1926 setelah ayahnya Kaisar Taisho meninggal, dilantik secara resmi10 November,1928, di Tokyo.
Pada masa ia bertakhta di kekaisaran Jepang, Hirohito menyaksikan pertentangan di dalam negeri dan peperangan yang diawali dengan kericuhan di dalam negeri akibat pertentangan antara kelompok moderat dengan golongan kanan ultranasionalis yang disokong militer khususnya Angkatan Darat sebagai kekuatan terbesar pada saat itu. Akibatnya sejumlah pejabat tinggi, pengusaha dan tokoh-tokoh penting negara terbunuh dan puncaknya adalah insiden militer 26 Februari 1936, yang dipimpin oleh Letnan KolonelSaburo Aizawa serta 1500 prajurit. Peristiwa ini juga melibatkan pangeranYashuhito Chichibu sehingga Kaisar Hirohito sendiri turun tangan dan memerintahkan pasukan Angkatan Bersenjata kekaisaran untuk menyelesaikan hal ini dan memastikan loyalitas dari seluruh keluarga kekaisaran. Meskipun demikian diam-diam insiden ini "direstui" oleh kalangan pimpinan Angkatan Darat terutama dari kalanganultranasionalis. Oleh karena itu pada tahun 1930, klik ultranasionalis dan militer menguasai pimpinan pemerintahan.
Menjelang akhir perang (1945), Jepang sudah praktis kalah perang. Angkatan Lautnya bisa dikatakan hampir habis dan Angkatan Daratnya kewalahan. Namun pihak Angkatan Darat masih ingin melanjutkan peperangan. Rapat 6 Besar (Angkatan Darat JendralUmezu,Angkatan Laut AdmiralToyoda, Kementrian Peperangan JendralKorechika Anami, Menteri Luar NegeriShinegori Togo, Perdana MenteriSuzuki Kantaro, Kementrian Angkatan Laut AdmiralYonai Mitsumasa) macet. Muncul pula ancaman pemberontakankomunis yang dikhawatirkan beberapa pejabat teras kekaisaran. Lambannya penanganan masalah ini ditambah dengan dijatuhkannya bom atom diHiroshima (6 Agustus1945),Nagasaki (9 Agustus1945) serta pernyataan perangUni Soviet (yang sebelumnya netral karena perjanjianMolotov-Matsuoka dengan batas akhirApril1946) sesaat setelah dijatuhkannya bom atom di Nagasaki, membuat Kaisar memerintahkan untuk menghentikan peperangan pada konfrensi 6 Besar yang dikatakan pada tanggal10 Agustus1945:
"Meneruskan peperangan hanya akan menambah kesengsaraan rakyat Jepang, kondisi negara tidak akan mampu untuk bertahan cukup lama dan kemampuan mempertahankan persisir pantai saja sudah diragukan. Sangat sulit melihat tentara yang setia dilucuti ..tetapi saatnya untuk menanggung apa yang tidak tertanggungkan. Saya menyetujui proposal untuk menerima proklamasi Sekutu (Potsdam) yang garis besarnya ada di menteri luar negeri"
Karena desakan kaisar inilah akhirnya Jepang menyatakan menyerah pada tanggal14 Agustus1945.
Setelah Perang Asia (Dai Toa Senso) selesai, banyak desakan agar kaisar Hirohito diadili sebagai penjahat perang. Ada banyak keterangan kontroversial mengenai keterlibatannya dalam perang baik sebelum maupun pada saat Perang Dunia II. Di antaranya adalahDavid Bergammi dalam bukunyaJapan Imperial Conspiracy yang mengatakan bahwa kaisar terlibat dalam perencanaan perang. Namun banyak pula yang tidak setuju dengan alasan bahwa dia hanyalah sebagai simbol dan pemimpin agama sebagaimana kaisar-kaisar periode sebelumnyaShogun sekalipun pada saat itu berkedudukan sebagai komando tertinggi.
Menteri PeperanganAmerika SerikatHenry Stimson mengatakan"Tidak menurunkan kaisar Jepang dari takhtanya akan memudahkan proses penyerahan dan menghindarkan peperangan yang dapat merugikan khususnya pasukan pendudukan, yang kita lakukan terhadapKaisar Jerman pascaPerang Dunia I sehingga publik menganggap kaisarJerman adalah musuh, setan (devil), mengakibatkan kekosongan kekuasan dan tata pemerintahaan di wilayah itu sehingga memunculkanAdolf Hitler".
Sekalipun banyak desakan dari berbagai pemimpin dunia agar Kaisar Hirohito diadili, termasuk diantaranya Presiden Amerika SerikatHarry S. Truman meskipun akhirnya Presiden Truman setuju untuk mempertahankan kedudukan kaisar. Panglima pendudukan, JendralDouglas McArthur juga tetap menempatkan Hirohito pada tahtanya sebagai simbol dan memperlancar pembangunan kembali Jepang dan simbol keterpaduan Kaisar dengan rakyatnya terutama pada masa pendudukan. Kedudukan Kaisar pada takhtanya didasarkan padakonstitusi baru yang diterapkan3 Mei 1947 yang dinamakanKonstitusi Jepang atau konstitusi pasca perang yang menetapkan kaisar sebagai lambang atau simbol dan kepala negara sebagaimanakerajaan ataumonarki konstitusional. Konstitusi ini menggantikanKonstitusi Meiji pada eraMeiji di mana kaisar sebagai pemegang komando dan kekuasaan tertinggi.
Kaisar Hirohito menyaksikan kemajuan pembangunan Jepang pasca-perang. Ia mengunjungi kembali beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat dan bertemu PresidenRichard Nixon pada tahun1971.