Gunung Pamaton adalahgunung yang terdapat dikecamatanKarang Intan, Banjar. Pamaton berasal dari kata 'pamuatan' dalambahasa Banjar yang artinya tempat memuat penumpang/barang karena gunung tersebut diibaratkan sebagai tempat berlabuh. Memang kebanyakan penamaan tempat diKalsel berasal dari kosakata atau hal-hal yang berhubungan dengansungai ataulaut. Gunung Pamaton dianggap gunung yangkeramat bagisuku Banjar. Di gunung ini pernah terjadiPertempuran Gunung Pamaton antara pemerintahHindia Belanda danKesultanan Banjar. Gunung ini menjadisaksi bisu Perang Pamaton I pada 10 Desember 1860. Sultan Hidayatullah melantik Gamar dengan gelar Tumenggung Cakra Yuda sebagai panglima Perang Sabil untuk melawan Belanda. Sultan Hidayatullah II kemudian mengangkat Tagab Wajir sebagai Kiai Singapati. Gunung Pamaton digunakan sebagai benteng pertahanan pasukan Kesultanan Banjar. Rakyat menyambut pasukanBanjar dengan suka cita dan mulai membangun benteng pertahanan untuk menghalau tentara Belanda yang akan menangkap dan menyiksa mereka. Sultan Hidayatullah II membuat rencana menyerang Belanda pada 20 Juni 1861. Akan tetapi, rencana itu diketahui oleh Pasukan Belanda. Belanda kemudian meminta Mayor Koch untuk melakukan serangan ke Gunung Pamaton pada 19 Juni 1861. Kemudian, terjadi lagi Perang Pamaton II Meski gagal pada Perang Pamaton I. Belanda masih meminta Mayor Koch untuk kembali menyerang rakyat Banjar yang ada di Gunung Pamaton. Mayor Koch kemudian mulai menghancurkan persediaan makanan dan minuman serta merusak hutan-hutan yang berpotensi dijadikan benteng pertahanan oleh rakyat Banjar. Mayor Koch ingin menyerang lagi ke Gunung Pamaton, tetapi Sultan Hidayatullah II terlebih dahulu meninggalkannya. Sultan Hidayatullah II berperang melawan Belanda dengan cara sembunyi-sembunyi menggunakan taktik yang tidak diketahui Belanda. Akan tetapi, Belanda berhasil menangkap ibu Sultan Hidayatullah II dan dijadikantawanan diMartapura. Belanda kemudian memaksa Sultan Hidayatullah II untuk melakukan perundingan. Akan tetapi, hal itu merupakan siasat Belanda untuk bisa menangkap Sultan Hidayatullah II. Hasilnya, pada 28 Januari 1862, Sultan Hidayatullah II ditangkap oleh Belanda setelah sebelumnya ia mendengar kabar bahwa ibunya telah dihukum gantung dan akan dimutilasi. Pada 2 Maret, Sultan Hidayatullah II dibawa dari Martapura ke Banjarmasin. Pada 3 Maret 1862, ia kemudian dibawa ke Batavia. Belanda memindahkan Sultan Hidayatullah II ke Cianjur untuk menjalani masapengasingan. Setelah itu, Perang Gunung Pamaton masih berlanjut dengan dipimpin olehPangeran Antasari hingga berakhir pada 1906.[1]
![]() | Artikel bertopikgunung di Indonesia ini adalah sebuahrintisan. Anda dapat membantu Wikipedia denganmengembangkannya. |