Gnostisisme (bahasa Yunani:γνῶσιςgnōsis,pengetahuan) merujuk pada bermacam-macam gerakan keagamaan yang beraliransinkretisme pada zaman dahulu kala. Gerakan ini mencampurkan berbagai ajaran agama, yang biasanya pada intinya mengajarkan bahwa manusia pada dasarnya adalahjiwa yang terperangkap di dalam alam semesta yang diciptakan oleh tuhan yang tidak sempurna. Secara umum dapat dikatakan Gnostisisme adalahagamadualistik, yang dipengaruhi dan memengaruhifilosofi Yunani,Yudaisme, danKekristenan.
Istilahgnōsis merujuk pada suatu pengetahuanesoteris yang telah dipaparkan. Dari sana manusia melalui unsur-unsur rohaninya diingatkan kembali akan asal-muasal mereka dari Tuhan yang superior.Yesus Kristus dipandang oleh sebagian sekte Gnostis sebagai perwujudan dari makhluk ilahi yang menjadi manusia untuk membawagnōsis ke bumi.[1]
Pada mulanya Gnostisisme dianggap sebagai cabang aliran sesat dari Kekristenan, namun sekte Gnostis telah ada sejak sebelumkelahiran Yesus.[2][3] Keberadaan kaum Gnostik sejak Abad Pertengahan semakin berkurang dikarenakan pengikutnya memelukIslam atau akibat dariPerang Salib Albigensian (1209–1229). Gagasan Gnostis kembali muncul seiring dengan bertumbuhnya gerakanmistisesoteris pada akhir abad ke-19 dan abad ke-20 diEropa danAmerika Utara.
Green, Henry (1985).Economic and Social Origins of Gnosticism. Scholars P.,U.S.ISBN0-89130-843-1.
Haardt, Robert (1967).Die Gnosis: Wesen und Zeugnisse. Otto-Müller-Verlag, Salzburg. hlm. 352 pages., translated asHaardt, Robert (1971).Gnosis: Character and Testimony. Brill, Leiden.
Layton, Bentley (ed.) (1981).The Rediscovery of Gnosticism: Sethian Gnosticism. E.J. Brill.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link)
Markschies, Christoph (2000).Gnosis: An Introduction. T & T Clark. hlm. 145 pages.ISBN0-567-08945-2.Parameter|other= yang tidak diketahui mengabaikan (|others= yang disarankan) (bantuan)