Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Padang geluh
Geluh (bahasa Inggris:loam) merupakan tanah dengan komposisipasir,debu, danlempung dalam jumlah yang relatif seimbang (sekitar 40-40-20).[1]LIPI dan Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia mendefinisikan tanah geluh sebagai jenis tanah yang baik dalam keadaan kering tidak seperti berlemak, mempunyai daya susut muai yang tidak kecil dan mempunyai daya ikat yang kecil dalam keadaan basah maupun kering.[2][3] Tanah semacam ini dianggap ideal bagi bercocok tanam karena memiliki cukup hara dan humus daripadatanah pasiran, serapan dan drainasi air tanah lebih bagus daripadatanah debuan, dan lebih mudah diolah daripadatanah lempungan. Tanah geluh dapat dikatan merupakan tanah yang memiliki sifat di antaratanah pasir dan tanah liat.[4] Terdapat variasi dari geluh, dan merupakan istilah yang dipakai dalam ilmu tanah untuk menggambarkan perubahan komposisi pasir, debu, dan lempung: geluh pasiran, geluh debuan, geluh lempungan, geluh lempung pasiran, geluh lempung debuan, dan geluh.[1]
Geluh bersifat remah, lembap, dan mudah mengikat air dan nutrisi sehingga ideal untuk digunakan dalam pertanian.[5][6]
Tanah geluh terasa lunak dan mudah dikerjakan dalam kondisikelembaban yang luas. Tanah yang banyak mengandung satu atau dua dari golongan ukuran partikel dapat bersifat seperti geluh jika memiliki struktur granular kuat, ditambah dengan tingginya kandungan bahan organik. Namun, tanah yang memenuhi definisi tekstural seperti geluh dapat kehilangan ciri-ciri bagusnya jika dipadatkan, dikurangi kandungan zatnya, atau adanya tanah liat yang tersebar di seluruh fraksi tanah halus (fine-earth).
Selain tanah liat, tanah geluh juga bisa digunakan sebagaibahan bangunan. Tanah geluh dapat digunakan untuk melapisi bagian dalam tembok dari suatu bangunan untuk mengatur kelembaban udara di dalamnya. Geluh yang dikombinasikan denganjerami mampu digunakan sebagai bahan baku untuk membangun tembok. Teknologi ini termasuk yang tertua di dunia dalam halkonstruksi bangunan sebelum ditemukannyabatu bata.[7]
^R. B. Brown (September 2003)."Soil Texture"(PDF).Fact Sheet SL-29. University of Florida, Institute of Food and Agricultural Sciences. Diarsipkan dariversi asli(PDF) tanggal 2011-01-04. Diakses tanggal8 July 2008.