Salah satu bentuk enkripsi tertua dalam sejarah dan masih sederhana adalah enkripsi menggunakanalgoritma Caesar Cipher,[1] dimana cara ini menggunakan penukaran karakter huruf padaplainteks menjadi tepat satu karakter padacipherteks.[2]
Pada tahun 1790,Thomas Jefferson merancang metode untuk menyandikan dan memecahkan kode pesan menggunakan alat khusus berupa cakram berhuruf yang dikenal denganJefferson disk yang terdiri dari 36 potongan kayu silinder.[3] Selamaperang dunia kedua, blok poros menggunakan alat penyandi yang lebih kompleks dibandingJefferson disk yang disebut denganmesin enigma.[4]
Hingga saat ini enkripsi digunakan salah satunya untuk melindungi informasi hakkekayaan intelektual seseorang yang sewaktu-waktu dapat menghadapi kemungkinan pencurian data.[5]
Suatu penyandian adalah sebuahalgoritme untuk melakukan enkripsi dan kebalikannya (dekripsi), yaitu serangkaian langkah yang diatur dan diikuti sebagai prosedur. Informasi asal disebut sebagaiteks terang dan bentuk yang sudah dienkripsi disebut sebagaiteks tersandi.[6] Pesan tersandi berisi seluruh informasi dari pesan terang, tetapi tidak dalam format yang didapat dibaca manusia ataupun komputer tanpa menggunakan mekanisme yang tepat untuk melakukan dekripsi.
Penyandian biasanya memiliki informasi khusus dalam mengenkripsi yang disebut sebagaikunci - berupa kumpulan bit yang disajikan dalam bentuk biner, desimal, atauheksadesimal. Prosedur enkripsi sangat bervariasi tergantung pada kunci yang akan mengubah rincian dari operasi algoritme.[7] Tanpa menggunakan kunci, penyandian tidak dapat dilakukan.
Dalam penggunaan nonteknis, sebuah kode rahasia merupakan hal yang sama dengan sandi. Namun, secara teknis, kode dan sandi adalah dua konsep yang berbeda. Kode bekerja pada tingkat pemahaman, yaitu kata atau frasa. Sandi (penyandian) bekerja pada tingkat yang lebih rendah, yaitu tingkat huruf, sekelompok huruf, atau bit dalam kriptografi modern.
Kriptografi diperkenalkan oleh orang-orang Mesir 4000 tahun yang lalu dengan menggunakan hieroglyph yang tidak standar untuk menulis pesan.[8][9] Menurut sejarahnya, kriptografi dipisah menjadi dikotomi kode dan sandi.[10][11] Kode memiliki kelemahan terhadapanalisis kriptografi dan kesulitan dalam mengatur daftar kode yang rumit. Oleh karena itu, kode tidak lagi digunakan dalam kriptografi modern dan penyandian menjadi teknik yang lebih dominan.
Ada banyak sekali ragam enkripsi yang berbeda. Algoritme yang digunakan pada awalsejarah kriptografi sudah sangat berbeda dengan metode modern. Sandi modern diklasifikasikan berdasarkan cara kerja penyandiannya dan menggunakan satu atau dua buah kunci.
Metode enkripsi dibagi menjadialgoritme kunci simetris danalgoritme kunci asimetris.[13] Dalam algoritme kunci simetris, sepertiDES danAES, pengirim dan penerima memiliki kunci yang sama untuk enkripsi dan dekripsi. Dalam algoritme kunci asimetris, sepertiRSA, terdapat dua kunci terpisah, yaitukunci publik yang bisa dipakai siapa saja untuk mengirim kepada pembuat kunci sertakunci pribadi yang hanya dimiliki oleh pembuat kunci untuk membuka sandi (dekripsi).[14]
Penyandian kunci simetris dapat dibagi menjadi dua berdasarkan cara kerjanya, yaitupenyandian blok yang bekerja dalam blok-blok data danpenyandian aliran yang bekerja dalam aliran data.[15]
Sistem dalam pengoperasiannya, yaitu mengacak data agar tidak dipahami oleh orang lain. Dengan demikian sangat menjaga keamanan pengguna data tersebut.
Semua itu, agar terhindar dari adanya kebocoran privasi. Dengan begitu akan dapat dicegah dengan lebih baik lagi.
Pasti Anda tidak akan senang, bukan? Apabila percakapan dapat dibaca oleh semua orang. Selain Anda akan kehilangan keamanan maka data pribadi pun akan sirna.
Dengan adanya fitur komponen yang terdapat pada perpesanan, contohnya adalahWhatsApp informasi akan selalu terjaga.
Fitur yang mengamankan privasi perpesanan Anda. Dengan demikian, adanya digital signature sangat membantu. Dimana merupakan sebuah baris pernyataan, seperti email hanya orang khusus saja yang dapat membaca pesan dari Deskripsi tersebut.[16]