Doksologi (bahasa Yunani:δοξολογία,doksologia, gabungan katadoksa yang berarti 'kemuliaan' danlogia yang berarti 'ucapan')[1][2][3] adalahmadah pendek kepadaAllah di dalam berbagai bentuk ibadatKristen. Doksologi sering kali ditambahkan pada akhir pendarasan atau pelantunanpuji-pujian,mazmur, dan madah. Tradisi ini berasal dari amalan serupa disinagogaYahudi,[4] yakni amalan melisankan beberapa versiKadisy untuk mengakhiri setiap bagian ibadat.
DalamDoa Bapa Kami kaum Kristen, terdapat pula kalimat doksologi "kar'na Engkaulah yang empunya Kerajaan, dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin."Kidung Jemaat (KJ) 475 Ka'rna Engkaulah syair: Matius 6:13bperjanjian baru padaAlkitab terbitan LAI, Lagu: H.A. Pandopo 1980.
RasulPaulus sering kali menggunakan doksologi, misalnya:Roma 11:36,Galatia 1:5,Efesus 3:21; sementara FormaBaptisan merupakan contoh penggunaan Ketiga Pribadi (Trinitas) dalam urutan sejajar (Matius 28:19). Penggunaan doksologi menjadi populer sejak abad ke-4, yaitu sebagai perlawanan terhadapbidaahArianisme, yang ditandai dengan dirumuskannyaPengakuan Iman Nicea. Sejak saat itu mulailah dilakukan pembedaan kedua doksologi: "doksologi kecil" (Gloria Patri), dan "doksologi besar" (Gloria in Excelsis Deo) yang biasa dinyanyikan dalammisa diGereja Katolik.[5]
Di dalam tradisi Kekristenan, doksologi umumnya merupakan bentuk puji-pujian yang dinyanyikan bagiTritunggal Mahakudus: Bapa, Anak/Putra, dan Roh Kudus. Doksologi terdapat dalamDoa Syukur Agung,Brevir,himne, dan berbagai bentukdevosi Katolik sepertiNovena danDoa Rosario.
Gloria in excelsis Deo, yang disebut juga "Doksologi Besar", merupakan doksologi yang adalah himne yang dimulai dengan kata-kata yang dinyanyikan oleh paramalaikat ketika kelahiran Kristus diberitakan kepada para gembala dalamLukas 2:14. Doksologi ini umum digunakan sebagai bagian dari liturgi dalammisaKatolik.
Gloria Patri merupakan doksologi yang paling banyak digunakan baik dalam banyak tradisi Kekristenan, terutama dalamGereja Katolik Roma,Katolik Lama,Katolik Independen,Ortodoks,Reformed,Lutheran,Anglikan,Baptis,Metodis, danPresbiterian. Doksologi ini disebut sebagai "Doksologi Kecil", yang membedakannya dengan rumusanGloria in excelsis Deo yang disebut "Doksologi Besar". Doksologi ini dianggap sebagai pengakuan singkat atas kesetaraan tiga PribadiTritunggal Mahakudus.
- Versi Katolik
Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad.
Amin
- Versi Ortodoks
Kemuliaan bagi Sang Bapa, Sang Putera, serta Sang Roh Kudus,
sekarang dan selalu, serta sepanjang segala abad.
Amin.
Dalam Misa Katolik pasca-Konsili Vatikan II, terdapat sebuah kalimat doksologi yang mengakhiriDoa Syukur Agung. Doksologi ini biasanya dinyanyikan olehImamselebran bersama (para) Imam konselebran.
- Teks Latin
Per ipsum, et cum ipso, et in ipso, est tibi Deo Patri omnipotenti in unitate Spiritus Sancti, omnis honor et gloria per omnia saecula saeculorum. Amen.
- Teks Indonesia
Dengan pengantaraan Dia, bersama Dia, dan dalam Dia, bagi-Mu, Allah Bapa yang Mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan, sepanjang segala masa. Amin
Dalam Tata Perayaan Ekaristi 2005, kataDia dalam "Dengan pengantaraanDia, ..." menggunakan namaKristus, sehingga awalnya seruan ini berbunyi "Dengan pengantaraanKristus, bersama Dia, dan dalam Dia, ...."
Doksologi Doa Bapa Kami merupakan teks tambahan dalam doa Bapa Kami dalam Alkitab (Matius 6:13). Doksologi ini jarang digunakan dalam doa sehari-hari, dan penggunaan yang paling menonjol dalam peribadatan Katolik adalah pengucapan doksologi ini setelahembolisme dalam misa Katolik.
- Liturgi Katolik
Sebab Engkaulah raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya. Amin.
Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.
Doksologi lain yang umum digunakan adalah melodi yang banyak digunakan dalam GerejaKristen Protestan berbahasa Indonesia berasal dari lagu/melodiOld 100th atauMazmur 100 yang dipercayai digubah oleh komposer PrancisLoys Bourgeois (c. 1510 - c. 1560). Lagu ini merupakan salah satumelodi yang paling sering dinyanyikan dalam tradisi musik Kristiani.Melodi ini tadinya digunakan untuk versi bahasa Prancis dari Mazmur 134. OlehWillian Kethe, melodi ini dipakai untuk lagu versi bahasa Inggris dari Mazmur 100. Melodi ini kemudian dikenal sebagai "The Hundredth" atau "Keseratus".
PPK Lama | KJ | PPK Baru |
---|---|---|
Puji Allah Bapa, Putra, | Pujilah Khalik Semesta, | Puji Allah sumber berkat, |
Kalimat Doksologi tersebut, yang dinyanyikan di beberapa gereja Kristen Protestan di seluruh dunia selama hampir 350 tahun ini, dituliskan pada tahun 1674 olehThomas Ken, seorang uskupAnglikan diInggris. Uskup Thomas Ken ini sangat berani dan dengan terus terang menegur kerusakan moral dari siapa pun bahkan penguasa pemerintah saat itu.
Bishop Ken menulis beberapa himne. Dia rindu orang Kristen bisa menyatakan pujian mereka kepada Allah tanpa dibatasi hanya pada kalimat-kalimat kitabMazmur dan kalimat pujian lainnya dalam Alkitab yang biasa dinyanyikan orang Kristen masa itu. Kalimat-kalimat yang tidak saja berupa pujian tetapi juga pengajaran. Dia adalah salah satu penulis himne pertama yang kalimatnya bukan dari Kitab Mazmur.
Salah satu himne yang ia ciptakan adalah Doksologi. Hymne ini ditulis untuk mengajarkan doktrin Tritunggal. Sebagai salah satu guru diWinchester College, ia mendorong para muridnya untuk bersaat-teduh / doa pagi setiap hari dan merenungkan kalimat Doksologi ini. Himne Doksologi ini kemudian hari disebut "Te Deum Laudamus Umat Protestan". Artinya "Himne Pujian Untuk Umat Protestan".
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamadoxology