Movatterモバイル変換


[0]ホーム

URL:


Lompat ke isi
WikipediaEnsiklopedia Bebas
Pencarian

Dinasti Buwaihi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bagian dariseri mengenai
SejarahIran
SM
Peradaban Kura-Aras 3400–2000
Proto-Elam 3200–2700
Elam 2700–539
Kekaisaran Akadia 2400–2150
Bangsa Kassca.1500 – ca.1155
Kekaisaran Asiria Baru 911–609
Urartu 860–590
Bangsa Mannea 850–616
Kekaisaran Media 678–550 SM
(Kerajaan Saka)652–625 SM
Kekaisaran Babilonia Baru 626–539 SM
Kekaisaran Akhaimenia 550–330 SM
Kerajaan Armenia 331 SM – 428 Masehi
Atropatene 320an SM – Abad III Masehi
Kekaisaran Seleukia 312–63 SM
Kekaisaran Partia 247 SM – 224 Masehi
Kerajaan Suren 119 SM – 240 Masehi
Kekaisaran Sasania 224–651
Wangsa Zarmihri Abad VI – 785
Wangsa Qarini 550an – Abad XI
Penaklukan Persia oleh Muslim 633-644
Kekhalifahan Rasyidin 632-661
Kekhalifahan Umayyah 661–750
Kekhalifahan Abbasiyah 750–1258
Wangsa Dabuyi 642–760
Wangsa Bawandi 651–1349
Wangsa Masmughan dari Damawan 651–760
Wangsa Paduspani 665–1598
Wangsa Justani 791 – Abad XI
Wangsa Alawi 864 – Abad XIV
Wangsa Thahiri 821–873
Kekaisaran Samania 819–999
Wangsa Saffari 861–1003
Wangsa Ghuri pra-879 – 1141
Wangsa Saji 889–929
Wangsa Sallari 919–1062
Wangsa Ziyari 930–1090
Wangsa Ilyasi 932–968
Wangsa Buwaihi 934–1062
Kekaisaran Ghaznawia 977–1186
Wangsa Kakuyi 1008-1141
Wangsa Nasri 1029-1236
Kekaisaran Seljuk 1037–1194
Kekaisaran Khwarezmia 1077–1231
Wangsa Eldiguzi 1135–1225
Wangsa Atabeg dari Yazd 1141–1319
Wangsa Salghuri 1148–1282
Wangsa Hazaraspi 1155–1424
Wangsa Mihrabani 1236–1537
Dinasti Kurt 1244–1396
Kekaisaran Ilkhan 1256–1335
Wangsa Cobani 1335–1357
Wangsa Muzaffari 1335–1393
Wangsa Jalayiri 1337–1376
Sarbadar 1337–1376
Wangsa Inju 1335–1357
Wangsa Afrasiyab 1349–1504
Marasyiyah 1359–1596
Kekaisaran Timuriyah 1370–1507
Wangsa Kia'i 1389–1592
Kara Koyunlu 1406–1468
Ak Koyunlu 1468–1508
Wangsa Safawi 1501–1736
(Wangsa Hotaki)1722–1729
Wangsa Afsyari 1736–1796
Kekhanan Talisy 1747–1826
Wangsa Zandi 1750–1794
Wangsa Qajari 1789–1925

Dinasti Buwayhiyah dirujuk kepada keturunanAbu Syuja' Buwaih dari daerahDailam atau disebut juga denganBani Buwaih, di mana keturunannya mampu mengendalikan kekuasaan dan sangat berpengaruh pada suatu masa dalam rentang kekuasaanKhilafah Abbasiyah diBagdad yaitu pada tahun 934–1055 M.

asal usul daulah buwaihi

[sunting |sunting sumber]

Berawal dari tiga orang putera Abu Syuja' Buwaih, seorang pencari ikan yang tinggal di daerah Dailam, yaituAli,Hasan danAhmad. Untuk keluar dari tekanan kemiskinan, tiga bersaudara ini memasuki dinas militer yang ketika itu dipandang banyak mendatangkan rezeki.

Pada mulanya mereka bergabung dengan pasukanMakan Ibn Kali, salah seorang panglima perangKhilafah Abbasiyah dariDailam. Setelah pamorMakan Ibn Kali memudar, mereka kemudian bergabung dengan panglimaMardawij Ibn Zayyar al-Dailamy. Karena prestasi mereka, Mardawij mengangkat Ali menjadi gubernural-Karaj, dan dua saudaranya diberi kedudukan penting lainnya. Darial-Karaj itulah ekspansi kekuasaan Bani Buwaih bermula. Pertama-tama Ali berhasil menaklukkan daerah-daerah diPersia dan menjadikanSyiraz sebagai pusat pemerintahan. Ketika Mardawij meninggal, Bani Buwaih yang bermarkas diSyiraz itu berhasil menaklukkan beberapa daerah lain sepertiRayy,Isfahan, dan daerah-daerahJabal. Ali berusaha mendapat legalisasi dari khalifah Abbasiyah,al-Radhi Billah dan mengirimkan sejumlah uang untuk perbendaharaan negara. Ia berhasil mendapatkan legalitas itu. Kemudian ia melakukan ekspansi keIrak,Ahwaz, danWasith.

Sejarah berdirinya daulah buwaihi

[sunting |sunting sumber]

Ketika pusat pemerintahan diBaghdad sedang dilanda kekisruhan politik, akibat perebutan jabatan Amir al-Umara antara wazir dan pemimpin militer. Para pemimpin militer meminta bantuan kepadaAhmad Ibn Buwaih yang berkedudukan diAhwaz. Permintaan itu dikabulkan. Ahmad dan pasukannya tiba diBaghdad pada tanggal Jumadil-ula 334 H/945 M. Ia disambut baik oleh khalifah dan langsung diangkat menjadi Amirul-Umara, penguasa politik negara, dengan gelarMu'izz al-Daulah. Saudaranya,Ali Ibn Buwaih, yang memerintah di bagian selatanPersia dengan pusatnya diSyiraz diberikan gelarImad al-Daulah, danHasan Ibn Buwaih yang memerintah di bagian utara,Isfahan danRayy, dianugerahi gelarRukn al-Daulah.

Sejak itu, sebagaimana terhadap para pemimpin militerTurki sebelumnya, para khalifah tunduk kepada Bani Buwaih. Pada masa pemerintahan Bani Buwaih ini, para khalifah Abbasiyah benar-benar tinggal namanya saja. Pelaksanaan pemerintahan sepenuhnya berada di tangan amir-amir Bani Buwaih. Keadaan khalifah lebih buruk daripada masa sebelumnya, terutama karena Bani Buwaih adalah penganut aliranSyi'ah, sementara Bani Abbas adalahSunni. Selama masa kekuasaan Bani Buwaih sering terjadi kerusuhan antara kelompokAhlussunnah danSyi'ah, pemberontakan tentara, dan sebagainya.

SetelahBaghdad dikuasai, Bani Buwaih memindahkan markas kekuasaan dariSyiraz keBaghdad. Mereka membangun gedung tersendiri di tengah kota dengan namaDar al-Mamlakah. Meskipun demikian, kendali politik yang sebenarnya masih berada diSyiraz, tempatAli Ibn Buwaih (saudara tertua) bertahta. Dengan kekuatan militer Bani Buwaih, beberapa dinasti kecil yang sebelumnya memerdekakan diri dariBaghdad, sepertiBani Hamdan di wilayahSyria danIrak,Dinasti Samaniyah, danIkhsyidiyah, dapat dikendalikan kembali dariBaghdad.

Kemunduran

[sunting |sunting sumber]

Kekuatan politik Bani Buwaih tidak lama bertahan. Setelah generasi pertama, tiga bersaudara tersebut, kekuasaan menjadi ajang pertikaian di antara anak-anak mereka. Masing-masing merasa paling berhak atas kekuasaan pusat. Misalnya, pertikaian antara'Izz al-Daulah Bakhtiar, puteraMu'izz al-Daulah dan'Adhad al-Daulah, puteraImad al-Daulah, dalam perebutan jabatan amir al-umara. Perebutan kekuasaan di kalangan keturunan Bani Buwaih ini merupakan salah satu faktor internal yang membawa kemunduran dan kehancuran pemerintahan mereka. Faktor internal lainnya adalah pertentangan dalam tubuh militer, antara golongan yang berasal dariDailam dengan keturunanTurki. Ketika Amir al-Umara dijabat olehMu'izz al-Daulah persoalan itu dapat diatasi, tetapi manakala jabatan itu diduduki oleh orang-orang yang lemah, masalah tersebut muncul ke permukaan, mengganggu stabilitas dan menjatuhkan wibawa pemerintah.

Sejalan dengan makin melemahnya kekuatan politik Bani Buwaih, makin banyak pula gangguan dari luar yang membawa kepada kemunduran dan kehancuran dinasti ini. Faktor-faktor eksternal tersebut di antaranya adalah semakin gencarnya serangan-seranganBizantium ke duniaIslam, dan semakin banyaknya dinasti-dinasti kecil yang membebaskan diri dari kekuasaan pusat diBaghdad. Daulah-daulah itu, antara lain dinastiFathimiyah yang memproklamasikan dirinya sebagai pemegang jabatan khalifah diMesir,Ikhsyidiyah diMesir danSyria,Hamdan diAleppo danlembah Furat,Ghaznawi diGhazna dekatkabul, dan akhirnyaDinasti Seljuk berhasil merebut kekuasaan dari tangan Bani Buwaih.

Referensi

[sunting |sunting sumber]
  1. Sejarah Bani Abbasiyyah,Muhammad syu'ub.Terbitan PT.Bulan Bintang.
  2. Tarikh Islamy,Ibn Khaldun.
  3. Al-Bidaayah Wan Nihaayah,Ibn Katsir.
Sejarahimperium-imperium dunia
Imperium kuno
Imperium abad pertengahan
Imperium modern
Imperium Adidaya
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dinasti_Buwaihi&oldid=25251190"
Kategori:

[8]ページ先頭

©2009-2025 Movatter.jp