Movatterモバイル変換


[0]ホーム

URL:


Lompat ke isi
WikipediaEnsiklopedia Bebas
Pencarian

Tara Dharmasetu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dariDewi Tara)
Untuk pengertian lain, lihatTara

Tara merupakan MaharaniSriwijaya ke-10 bergelar Sri Kahulunan. MenurutPrasasti Nalanda, Dewi Tara adalah PutriDharmasetu yang menikah denganSamaragrawira dariWangsa Sailendra, ia melahirkanBalaputradewa yang menjadi rajaKerajaan Sriwijaya.

Tara Dharmasetu
Tara
( MenurutPrasasti Nalanda )
Srī Kahulunan
( MenurutPrasasti Tri Tepusan )
MaharaniSriwijaya ke-10
Berkuasa842 - 860
PendahuluSamaratungga
PenerusBalaputradewa
KelahiranTara
PasanganSamaragrawira
KeturunanBalaputradewa
WangsaSoma
AyahDharmasetu
AgamaBuddha

Dalam Naskah Wangsakerta, disebutkan bahwa Samaragrawira mempunyai dua orang isteri yang satu melahirkanPramodawardhani yang satunya lagi melahirkanBalaputradewa.

Dengan demikian, maka diketahui kalau Balaputradewa adalah saudara Pramodawardhani. Namun, berbeda Ibu Kandung.

Identifikasi Prasasti Nalanda, Wukiran & Wantil

[sunting |sunting sumber]

Dalam Prasasti Nalanda, dijelaskan kalau Balaputradewa adalah Putra Samaragrawira dengan Dewi Tara. Jadi, dapat disimpulkan kalau Balaputradewa mewarisi tahta Sriwijaya dari Ibunya karena menjadi Permaisuri Raja Samaragrawira.

Hal itu juga diperkuat dengan temuan Prasasti Wukiran, Menurut sejarawan Boechari, di bukit Ratu Baka tidak dijumpai prasasti atas namaBalaputradewa, melainkan atas nama Rakai WalaingMpu Kumbhayoni. Mungkin tokoh ini yang memberontak terhadap pemerintahan Rakai Pikatan karena ia juga mengaku sebagai keturunan asli pendiri kerajaan, yaituSanjaya.

Sementara itu istilah Walaputra dalamprasasti Wantil bermakna “putra bungsu”. Jadi, istilah ini bukan nama lain dariBalaputradewa, melainkan julukan untukDyah Lokapala, yaitu pahlawan yang berhasil mengalahkan Rakai Walaing, musuh ayahnya.

Dengan demikian, teori yang menyatakan terjadi perang saudara antara Rakai Pikatan melawan iparnya, yaituBalaputradewa mungkin keliru. KarenaBalaputradewa mewarisi tahta Sriwijaya dari Ibunya, sedangkan alasan ia memindahkan ibukota Sriwijaya ke Sumatera kemungkinan besar untuk menjaga stabilitas politik agar tetap kondusif.

Identifikasi Sri Kahulunan

[sunting |sunting sumber]

Menurut Casparis

[sunting |sunting sumber]

Sementara itu, prasasti Tri Tepusan tanggal11 November842 menyebutkan adanya tokoh bergelarSri Kahulunan yang membebaskan pajak beberapa desa agar penduduknya ikut serta merawatKamulan Bhumisambhara (nama asliCandi Borobudur). Sejarawan Dr. De Casparis menafsirkan istilahSri Kahulunan dengan “permaisuri”, yaitu Pramodawardhani, karena pada saat ituRakai Pikatan diperkirakan sudah menjadi raja.

(Pendapat Casparis telah terbantahkan oleh Boechari berdasarkan kisah Mahabharata, karena Jika tetap istilah Sri Kahulunan ditafsirkan sebagai permaisuri. Maka, permaisuri itulah istri dariSamaratungga).

Menurut Boechari

[sunting |sunting sumber]

Pendapat lain dikemukakan oleh Drs. Boechari yang menafsirkanSri Kahulunan sebagaiibu suri. Misalnya, dalamMahabharata tokohYudhisthira memanggil ibunya, yaituKunti, dengan sebutanSri Kahulunan. Jadi, menurut versi ini, tokohSri Kahulunan bukan Pramodawardhani, melainkan ibunya, yaitu istriSamaratungga.

(Pendapat Boechari yang menafsirkan Sri Kahulunan sebagai Ibu suri / Ratu. Hal itu sesuai dengan isi prasasti Nalanda. Bahwa Balaputradewa adalah Putra Samaragrawira dengan Dewi Tara. Jadi, Kemungkinan besar Dewi Tara lah yang menjadi permaisuri Samaragrawira sekaligus Ibu Ratu dari Balaputradewa).

Referensi

[sunting |sunting sumber]
  • Ayatrohaedi. 2005. SUNDAKALA Cuplikan Sejarah Sunda Berdasarkan Naskah-naskah "Panitia Wangsakerta" Cirebon. Bandung: Pustaka Jaya
Didahului oleh:
Samaratungga
Maharani Sriwijaya
MenurutPrasasti Tri Tepusan
Berdasarkan Kajian Boechari

(Wangsa Soma)
842 - 860
Diteruskan oleh:
Balaputradewa
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tara_Dharmasetu&oldid=26527366"
Kategori:

[8]ページ先頭

©2009-2025 Movatter.jp