Detak jantung adalah debaran yang dikeluarkan olehjantung dan akibat aliran darah melalui jantung.Dokter biasanya menggunakanstetoskop ketika memerika pasien untuk mendengarkan detak jantung, yang memberikan informasi penting tentang kondisi jantung.
Detak jantung pertama kali muncul padajanin sejak minggu ke-6 selama masakehamilan. Kecepatan detak jantung janin pertama kali pada rentang 75-80 kali per menit. Tingkat kecepatan ini sama dengan tingkat kecepatan detak jantung ibu yang hamil. Pada satu bulan pertama hingga minggu ke-9 masa kehamilan, detak jantung pada janin mengalami peningkatan menjadi sekitar 165-185 kali per menit. Setelah itu, etak jantung pada janin mengalami penurunan hingga minggu ke-15 masa kehamilan menjadi sekitar 150 kali per menit. Pada masa akhir kehamilan hingga tiba masa melahirkan, detak jantung bayi menjadi stbail dengan rentang 120-160 kali per menit.[1] Detak jantung bayi dapat diketahui dengan menggunakan alat fetal ekokardiografi.[2]
Satu detak jantung yang lengkap dihitung sebagai satu siklus jantung. Prosesnya melalui dua tahapan yaitu sistol dan diastol. Pada tahapan pertama, darah dipompa sebagai akibat dari kontraksibilik jantung untuk sirkulasi paru dan sistemi. Pada kondisi ini, bilik jantung dalam keadaan rileks. Darah kemudian mengisi atrium pada tahapan diastol. Kedua tahapan ini membuat pemompaan darah terjadi dalam sistem tertutup padasistem peredaran darah.[3]
Padapekerjaan yang sangat ringan, rata-rata jantung manusia berdetak kurang dari 60 kali tiap detik. Pada pekerjaan yang tergolong ringan, rata-rata jantung manusia berdetak antara 60-100 kali per detik. Detak jantung manusia meningkat menjadi 100-125 detak per detik pada pekerjaan sedang. Pada pekerjaan berat, rata-rata jantung manusia berdetak antara 125-150 kali tiap detik. Lalu pada pekerjaan yang sangat berat, detak jantung manusia berdetak rata-rata 150-175 kali per detik. Sementara pada pekerjaan yang terlalu berat, jantung manusia dapat berdetak lebih dari 175 kali tiap detik.[4]
Peningkatan detak jantung dipengaruhi oleh jumlahotot-otot yang sedang bekerja padatubuh. Kinerja otot-otot ini memerlukan ketersediaanoksigen yang berasal dariparu-paru dan kemudian diantarkan oleh darah yang menuju ke jantung. Oksigen ini kemudian dikirim ke otot-otot melalui darah.
Peningkatan kecepatan detak jantung dapat terjadi selama latihan daya tahan tubuh. Dalam latihan daya tahan tubuh, otot-otot dilatih untuk memiliki kemampuan bekerja tanpa menghasilkankelelahan fisik bagi tubuh. Latihan daya tahan tubuh merupakan bentuk latihan peningkatan sistem peredaran darah.[5] Detak jantung juga dapat meningkat minimum 60% dari detak jantung maksimum melaluilatihan aerobik. Bentuk latihannya adalahsenam aerobik rutin harian selama 30 menit. Peningkatan detak jantung melalui latihan aerobik mampu menjaga kesehatan dankebugaran di masa dewasa awal.[6]
Denyut jantung merupakan salah satu indikatorkesehatan manusia.[7] Kondisi denyut jantung yang cepat menjadi salah satu gejala penyakitanemia pada masa kehamilan.[8]
Jantung merupakan bagian utama dari sistem peredaran darah. Normalnya, jantung berdetak pada rentang 60-100 kali tiap menit. Detak jantung dapat menjadi tidak stabil karena pengaruh dari pola makan dan pola hidup yang tidak sehat. Ketidakstabilan detak jantung ini disebut sebagaiaritmia. Pada kondisi gangguan, jantung dapat berdetak lebih kencang ataupun lebih lamban daripada kondisinya yang normal. Aritmia dapat terjadi ketika pengontrol detak jantung yang berupa penghantar listrik mengalami gangguan pada sel saraf penghantarnya. Selain itu, aritmia dapat disebabkan oleh kondisi abnormal pada bagian jantung yang memiliki kemampuan menghantarkan listrik. Detak jantung yang kencang dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan terjadinya gagal jantung kongestif. Sementara detak jantung yang lamban dapat menyebabkan seseorangpingsan secara mendadak akibat kurangnya aliran darah keotak.[9]
Detak jantung dapat mengalamifibrilasi atrium. Kondisi ini dapat diatasi dengan melalui pemulihanserambi jantung ke kondisi normalnya. Pada kondisi normal, jantung berdetak kurang dari 100 kali tiap menit. Sementara itu, pengendalian ritme detak jantung berarti mengembalikan iramanya dari fibrilasi atrium menjadi iramasinusoid. Persiapan awal untuk memulai pemulihan detak jantung ada tiga. Pertama, mengamati keberadaan tanda-tandagagal jantung dengan melakukan evaluasi klinis. Kedua, mengamati terjadi tidaknyapembesaran jantung danedema paru melalui pemeriksaanradiologi. Ketiga, menilai kinerja pompa jantung denganfraksi ejeksi yang mengkonfirmasi pemeriksaan ekokardiografi.[10]
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)