Darius naik takhta setelah menggulingkanBardiya. Sebagai kaisar yang baru, ia harus menghadapi berbagai pemberontakan di seluruh negeri, tetapi Darius berhasil memadamkannya. Ia lalu mengirim ekspedisi untuk menghukumAthena danEritrea karena membantupemberontakan Ionia. Darius memperluas kekaisarannya dengan menaklukkanTrakia danMakedon.
Darius mengorganisasi kekaisarannya dengan membaginya menjadi provinsi-provinsi dan menempatkan satrap sebagai penguasa. Ia memperkenalkan sistem keuangan seragam, dan menjadikanbahasa Aram sebagai bahasa resmi kekaisaran. Darius juga melancarkan proyek-proyek pembangunan diSusa,Pasargadae,Parsa,Babilonia, danMesir. Ia membuat kodifikasi undang-undang untukMesir. Darius juga memerintahkan pengukiranPrasasti Behistun, yaitu cerita kehidupannya.
Nama
Dārīus danDārēus adalah bentuk Latin dari bahasa YunaniDareîos (Δαρεῖος), yang berasal dari Persia KunoDārayauš (𐎭𐎠𐎼𐎹𐎢𐏁,d-a-r-y-uš), yang merupakan kependekan dariDārayavaʰuš (𐎭𐎠𐎼𐎹𐎺𐎢𐏁,d-a-r-y-v-u-š). Bentuk yang lebih panjang juga terlihat tercermin dalam bahasa ElamDa-ri-(y)a-ma-u-iš, bahasa BabyloniaDa-(a-)ri-ia-(a-)muš, bahasa Aramdrywhwš (𐡃𐡓𐡉𐡅𐡄𐡅𐡔), dan mungkin bentuk Yunani yang lebih panjangDareiaîos (Δαρειαῖος). Nama ini memiliki arti "dia yang memegang teguh kebaikan", yang dapat dilihat dari bagian pertamadāraya, yang berarti "pemegang", dan kata keteranganvau yang berarti "kebaikan".[4]
Sumber-sumber utama
Pada masa kekuasaannya, Darius memerintahkan pembuatan monumen berukir diGunung Behistun yang menggambarkan kehidupan Darius dari masa pengangkatannya hingga kematiannya. Ukiran atau relief tersebut ditulis dalam tiga bahasa, yaknibahasa Elam,Persia Kuno, danBabilonia. Inskripsi ini pertama-tama memperkenalkan nenek moyang dan garis keturunan Darius. Untuk memperjelas leluhurnya, terukir peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah kematianKoresy Agung.[5][6] Darius menyebutkan beberapa kali bahwa ia adalah kaisar yang sah dengan rahmat dariAhura Mazda. Selain itu, teks dan monumen berikutnya dariParsa telah ditemukan, serta tablet tanah liat yang menggunakanaksara paku Persia Kuno dariGherla,Rumania (Harmatta), dan surat dari Darius untuk Gadates, ditulis dalam teks Yunani dariperiode Romawi.[7][8][9][10] Dalam tablet fondasi di Parsa, Darius menggambarkan luas kekaisarannya dalam aksara paku Persia Kuno.[11][12]
Herodotos, sejarawan Yunani dan penulisHistoria, mencatat kehidupan kaisar-kaisar Iran danperang Yunani-Persia. Ia mencatat berbagai informasi mengenai Darius, yang dimulai dari penjatuhanGaumata yang disebut sebagai perebut takhta, dan berlanjut hingga berakhirnya masa kekuasaan Darius.[13]
Kitab Ezra dalamTanakh danAlkitab, terutamapasal 6 ayat 1, menulis maklumat raja tentang pembangunan kembaliBait Allah di Yerusalem, yang dihancurkan oleh tentaraBabel pada tahun 586 SM. Bangunan itu jadi dan diresmikan pada tahun ke-6 pemerintahan Darius (Maret 515 SM), yang juga dicatat diKitab Ezra pasal 6 ayat 15, dan dengan demikian nubuat NabiYeremia tentang 70 tahun digenapi dengan sempurna. Selain di antara zamanKoresy dan Darius, pertukaran surat denganAhasyweros I danArtahsasta juga ditulis padapasal 4 ayat 7. Raja Artahsasta adalah cucu raja Darius I; pada zaman pemerintahannya,Ezra danNehemia pergi ke Yerusalem. Pembiayaan yang murah hati untuk Bait Allah dari Darius menghasilkan dukungan terhadapnya dan penerusnya dari para imam Yahudi.[14][15]
Darius adalah anak tertua dari lima bersaudara dari pasangan Hystaspa. Identitas ibunya tidak pasti. Menurut sejarawan modern Alireza Shapour Shahbazi (1994), ibu Darius adalah Rhodogune.[7] Namun, menurut Lloyd Llewellyn-Jones (2013), teks yang ditemukan di Parsa menunjukkan bahwa ibunya adalah Irdabama, seorang pemilik tanah kaya keturunan keluarga penguasa Elam lokal.[17] Richard Stoneman juga menyebut Irdabama sebagai ibu dari Darius.[18] Prasasti Behistun dari Darius menyatakan bahwa ayahnya adalah satrap dari Baktria pada tahun 522 SM. Menurut Herodotos, Hystaspa menjabat sebagai satrap Persis, meskipun banyak sejarawan menyatakan ini merupakan kesalahan. Selain itu, menurut Herodotos (III.139), Darius, sebelum memperoleh kekuasaan, menjadi penombak (doryphoros) dalam peperangan melawan Mesir (528–525 SM).[19] Hal ini sering diartikan bahwa dia adalah pembawa tombak pribadi raja, peran penting. Hystaspa adalah seorang perwira di pasukan Koresy dan seorang bangsawan di istananya.[20]
Sebelum Koresy dan pasukannya menyeberangiSungai Aras untuk berperang dengan Armenia, ia mengangkat putranya, Kambisus, sebagai raja jika ia tidak kembali dari pertempuran.[21] Namun, begitu Koresy menyeberangi Sungai Aras, dia mendapat penglihatan bahwa Darius memiliki sayap di atas bahunya dan berdiri di atas perbatasan Eropa dan Asia. Ketika terbangun, Koresy menyimpulkannya sebagai bahaya besar bagi keamanan masa depan kekaisaran, karena itu berarti bahwa suatu hari Darius akan menguasai seluruh dunia. Namun, putranya Kambisus adalah pewaris takhta, bukan Darius, menyebabkan Koresy bertanya-tanya mengenai kemungkinan Darius merancang pemberontakan. Hal ini menyebabkan Koresy memerintahkan Hystaspa untuk kembali ke Persis dan mengawasi putranya dengan ketat, sampai Koresy sendiri kembali.[22] Darius tampaknya tidak berniat memberontak saat Kambisus II naik tahta dengan damai; dan, melalui promosi, Darius akhirnya diangkat menjadi pembawa tombak pribadi Kambisus.
Naik takhta
Garis silsilah Darius dan Koresy Agung (Cyrus II) dalamPrasasti Behistun. Nama yang tertera merupakan ejaan dalam bahasa Inggris.
Terdapat dua kisah yang berbeda mengenai awal kekuasaan Darius. Inskripsi Behistun dan Herodotus memberikan kisah yang mirip, namun sejarawan menyatakan berkuasanya Darius mungkin tidak resmi. Terdapat kemungkinan bahwa 'Gaumata' memang Bardiya, dan di bawah perlindungan revolusi, Darius membunuh penerus takhta dan merebut kekuasaan. Fakta bahwa ayah dan kakek Darius masih hidup menunjukkan bahwa ia bukan penerus takhta.[23]
Versi Darius
Menurut inskripsi Behistun,Kambisus II membunuhBardiya, saudaranya sendiri, tetapi pembunuhan ini tidak diketahui orang-orang Iran. Seseorang bernama Gaumata kemudian mengaku sebagai Bardiya.[24] Orang-orang Iran lalu memberontak terhadap Kambisus, dan pada 11 Maret 522 SM, perlawanan terhadap Kambisus pecah.
Pada 1 Juli, orang-orang Iran memilih untuk dipimpin oleh Gaumata yang dianggap sebagai "Bardiya". Tidak ada anggota keluarga Akhemeniyah yang maju melawan Gaumata untuk keselamatan mereka. Darius memohon bantuan, dan pada September 522 SM, ia bersama denganOtanes, Intraphrenes, Gobryas,Hydarnes, Megabyxus, dan Aspathines membunuh Gaumata di benteng Sikayauvati. Darius lalu dinyatakan sebagai kaisar.[24]
Sejarawan Yunani
Menurut catatan sejarawan Yunani, Kambisus II telah menyerahkan kekaisaran kepada Patizeithes ketika ia pergi ke Mesir. Kambisus II lalu mengirim Prexaspes untuk membunuh Bardiya. Setelah pembunuhan, Patizeithes menempatkan saudaranya Gaumata (seorangMagi yang mirip dengan Bardiya) dan menyatakannya sebagai kaisar. Otanes mengetahui bahwa Gaumata adalah penipu. Bersama dengan enam keluarga bangsawan Iran lainnya (termasuk Darius), mereka berencana menjatuhkan Bardiya palsu. Setelah membunuh Gaumata, Patizeithes, dan magi lainnya, Darius dimahkotai sebagai kaisar pagi sesudahnya.[13]
Sejarawan modern
Rincian tentang naiknya Darius ke tampuk kekuasaan umumnya diakui sebagai pemalsuan dengan mengarang kisah bahwaBardiya yang asli telah meninggal dan yang sedang duduk di takhta adalah Bardiya palsu.[25] Untuk mengesahkan kekuasaannya, Darius juga menyatakan bahwa dia danKoresy Agung memiliki leluhur yang sama, Akhaimenes.[25] Pada kenyataannya, Darius dan Koresy berasal dari keluarga yang berbeda.[25][26]
Awal kekuasaan
Pemberontakan awal
Setelah penobatannya di Pasargadae, Darius pindah ke Ekbatana. Dia segera mengetahui bahwa dukungan untuk Bardiya masih kuat, dan pemberontakan di Elam dan Babilonia telah pecah.[27] Darius mengakhiri pemberontakan Elam ketika pemimpin mereka Aschina ditangkap dan dieksekusi di Susa. Setelah tiga bulan, pemberontakan di Babilonia berakhir. Selama di Babilonia, Darius mengetahui bahwa revolusi telah pecah di Baktria, sebuah wilayah yang sebelumnya selalu mendukung Darius dan menawarkan pasukan untuk memadamkan pemberontakan. Setelah itu, pemberontakan meletus di kawasan Persis (Persia) dan kemudian di Elam dan Babilonia, diikuti oleh di Media,Parthia, Asyur, dan Mesir.[28]
Pada 522 SM, terjadi pemberontakan melawan Darius di sebagian besar wilayah Kekaisaran Akhemeniyah yang menyebabkan kekaisaran dalam kekacauan. Meskipun tampak tidak mendapat dukungan dari rakyat, Darius memiliki pasukan yang setia, dipimpin oleh orang kepercayaan dekat dan bangsawan (termasuk enam bangsawan yang telah membantunya menyingkirkan Bardiya). Dengan dukungan mereka, Darius mampu menekan dan memadamkan semua pemberontakan dalam waktu satu tahun. Darius menyatakan telah membunuh total sembilan "raja palsu" dalam pemadaman pemberontakan. Darius meninggalkan catatan rinci tentang hal ini di Prasasti Behistun.[29]
Eksekusi Windafarna
Salah satu peristiwa penting pada awal pemerintahan Darius adalah pembunuhan Windafarna (Yunani: Intaphrenes), salah satu dari tujuh bangsawan yang telah menggulingkan Bardiya dan mengangkat Darius sebagai kaisar baru. Ketujuh orang itu telah membuat kesepakatan bahwa mereka semua dapat mengunjungi Darius kapan pun mereka mau, kecuali ketika dia bersama istrinya. Suatu malam, Windafarna pergi ke istana untuk menemui Darius, tetapi dihentikan oleh dua petugas yang menyatakan bahwa Darius bersama istrinya. Menjadi marah dan terhina, Windafarna menghunus pedangnya dan memotong telinga dan hidung kedua petugas tersebut.[30] Saat meninggalkan istana, dia mengambil tali kekang dari kudanya, dan mengikat kedua petugas itu.
Para petugas mendatangi Darius dan menunjukkan yang telah dilakukan Windafarna. Darius mulai mengkhawatirkan keselamatannya sendiri; dia berpikir bahwa ketujuh bangsawan telah bersatu untuk memberontak melawan dia dan bahwa serangan terhadap para perwiranya adalah tanda pemberontakan pertama. Dia mengirim utusan ke masing-masing bangsawan, menanyakan pendapat mereka terkait tindakan Windafarna. Mereka menyangkal dan mengingkari hubungan apa pun dengan tindakan Windafarna, menyatakan bahwa mereka mendukung keputusan mereka untuk menunjuk Darius sebagai Raja Diraja Iran. Pilihan Darius untuk bertanya kepada bangsawan menunjukkan bahwa dia belum sepenuhnya yakin dengan otoritasnya.[30]
Mengambil tindakan pencegahan terhadap perlawanan lebih lanjut, Darius mengirim tentara untuk menangkap Windafarna, bersama dengan putra, anggota keluarga, kerabat, dan temannya yang mampu mempersenjatai diri. Darius percaya bahwa Windafarna sedang merencanakan pemberontakan, tetapi ketika dia dibawa ke pengadilan, tidak ada bukti rencana tersebut. Meskipun demikian, Darius membunuh seluruh keluarga Windafarna, tidak termasuk saudara laki-laki istrinya dan anaknya. Saat diminta untuk memilih antara saudara dan putranya, istri Windafarna memilih saudaranya untuk hidup, lantaran dia dapat memiliki suami lain dan putra lagi, tetapi dia akan selalu hanya memiliki satu saudara lelaki. Darius terkesan dengan tanggapannya dan menyelamatkan nyawa saudara laki-lakinya dan putranya.[31]
Kampanye militer
Wilayah Akhemeniyah (diarsir terang) di bawah pemerintahan Darius I.
Setelah mengamankan otoritasnya atas seluruh kekaisaran, Darius memulai kampanye ke Mesir dan mengalahkan pasukan FiraunPetubastis III. Darius kembali meneguhkan kedudukan Iran atas Mesir yang sebelumnya telah ditaklukan pada masa Kambisus II dan memasukkan sebagian besar Mesir ke dalam kekuasaan Kekaisaran Akhemeniyah.[32]
Melalui serangkaian kampanye lainnya, Darius I akhirnya berkuasa atas Kekaisaran Akhemeniyah saat mencapai wilayah terluasnya, yakni membentang dari beberapa bagianBalkan (Trakia-Makedonia,Bulgaria-Paeonia di sisi barat sampaiLembah Sungai Indus di sisi timur.
Pendudukan Lembah Indus
Pada 516 SM, Darius memulai kampanye ke Asia Tengah, Ariyanem, dan Baktria dan kemudian menuju ke Afghanistan dan ke Hidusy (Hindusy) di Pakistan modern. Darius menghabiskan musim dingin tahun 516–515 SM diGandhara untuk mempersiapkan penaklukan Lembah Indus. Darius menaklukkan wilayah di sekitar Sungai Indus pada 515 SM. Darius I menguasai Lembah Indus dari Gandhara hingga Karachi modern dan menunjuk Scylax, penjelajah asal Yunani, untuk menjelajahi Samudera Hindia dari muara Indus hingga Suez. Darius kemudian berpindah melalui Lintasan Bolan dan kembali ke Iran melalui Arakhosia danDrangiana.
Pemberontakan Babilonia
SetelahBardiya dibunuh, pemberontakan merebak di seluruh kekaisaran, terutama di wilayah timur. Darius memperkuat posisinya sebagai kaisar melalui kekuatan militer. Ia mengirim tentaranya ke seluruh kekaisaran, dan memadamkan pemberontakan satu per satu. Salah satu pemberontakan yang paling penting adalah pemberontakan Babilonia yang dipimpin olehNebukadnezzar III. Pemberontakan ini meletus ketikaOtanes harus mengambil banyak tentara dariBabilonia untuk membantu Darius memadamkan pemberontakan lain. Darius merasa Babilonia mengambil kesempatan dan menipunya, sehingga ia mengirim tentara dalam jumlah besar ke Babilonia. Di Babilonia, gerbang telah ditutup, dan berbagai upaya pertahanan dilakukan untuk mengusirnya.[33]
Darius mendapati ejekan dari pemberontak, seperti "Oh ya, engkau akan merebut kota kami, ketikabagal beranak kuda." Selama satu setengah tahun, ia dan tentaranya tidak mampu merebut Babilonia, meskipun berbagai taktik dan trik telah diupayakan—bahkan hingga meniru taktikKoresh yang Agung. Akan tetapi, situasi segera memihak Darius, ketika salah satu bagalZopyrus melahirkan (pada masa itu, orang meyakini kelahiran itu adalah keajaiban besar, anugerah ilahi). Maka dilancarkanlah rencana, ketika tentara berpangkat tinggi berpura-pura meninggalkan pertempuran, masuk ke kamp Babilonia, dan dipercaya oleh orang-orang Babilon. Rencana ini berhasil. Tentara Persia mengepung kota dan berhasil menaklukkan pemberontak.[34]
Selama pemberontakan ini, orang-orangScythia mencuri kesempatan dan menyerang Persia selatan. Darius pertama-tama menghabisi pemberontak di Elam, Asiria, dan Babilonia terlebih dahulu. Setelah itu ia baru menyerang Scythia. Darius mengejar penyerang-penyerang tersebut, yang membawanya ke rawa-rawa. Ia tidak menemui musuh apa pun kecuali suku Scythia misterius yang dibedakan dari topi runcing besar mereka.[35] Pada akhirnya kampanye militer Darius terhadap Scythia gagal, tetapi ia akan mencapai kesuksesan dalam peperangan di Eropa.[36]
Peta yang menunjukkan tempat-tempat penting selama invasi Persia ke Yunani.
Ekspedisi Eropa Darius adalah salah satu peristiwa utama dalam masa kekuasaannya. Darius menaklukkanScythia,Trakia, dan banyak kota di Aegea utara, sementaraMakedonia menyerah secara sukarela. Wilayah Yunani di Asia dan kepulauan-kepulauan Yunani selanjutnya menyerah pada tahun 510 SM. Mereka lalu diperintah oleh tiran yang bertanggung jawab terhadap Darius.[37]
Terdapat orang-orang Yunani yang pro-Persia, seperti Yunani Medizing, yang banyak berada diAthena. Akibatnya, hubungan Yunani-Persia membaik. Darius membuka pintu istana dan perbendaharaan bagi orang Yunani yang mau melayaninya. Orang-orang Yunani tersebut bekerja sebagai tentara, artisan, negarawan, dan pelaut untuk Darius. Akan tetapi, ketakutan Yunani akan Persia semakin menguat, dan intervensi Yunani di Ionia dan Lydia merupakan batu loncatan menuju konflik antara Persia dan Yunani.[37]
Ketika Aristagoras mengorganisasi Ionia untuk memberontak, Eretria dan Athena mendukungnya dengan mengirim kapal ke Ionia dan membakar Sardis. Tentara Persia berhasil memadamkan pemberontakan. Akan tetapi, kelompok anti-Persia telah memperoleh kekuatan yang lebih besar di Athena, dan aristokrat pro-Persia dibuang dari Athena ke Sparta. Darius membalas dengan mengirim tentara yang dipimpin oleh menantunya menyeberangi Hellespont. Akan tetapi, tentara Persia kalah akibat badai dan gangguan Trakia.[37]
Darius lalu mengirim tentara kedua yang berjumlah 20.000 di bawah pimpinanDatis untuk menghukum Athena. Mereka berhasil merebut Eretria dan bergerak menujuMarathon. Pada tahun 490, padapertempuran Marathon, Persia dikalahkan oleh tentara Athena yang dipimpin olehMiltiades. Kekalahan di Marathon menandai berakhirnya invasi Persia ke Yunani pertama.[37]
Kematian
Darius dikubur bersama kaisar-kaisar Akhemeniyah lainnya diNaqsh-e Rustam.
Setelah mendapatkan informasi mengenai kekalahan di Marathon, Darius merencanakan ekspedisi lain terhadap Yunani. Kali ini, ia akan memimpin tentaranya langsung. Darius telah menghabiskan tiga tahun mempersiapkan tentara dan kapal untuk peperangan. Akan tetapi, pemberontakan meletus di Mesir. Pemberontakan di Mesir memperburuk kesehatannya, dan mencegah kemungkinan Darius memimpin tentara lain secara langsung. Akhirnya, Darius wafat. Pada Oktober 486 SM, jenazahnya dibalsem dan dimakamkan diNaqsh-e Rustam.
Xerxes, putra sulung Darius, menggantikannya dengan namaXerxes I. Akan tetapi, sebelum Xerxes naik takhta, ia memperebutkan takhta dengan kakak tirinya Artobazan.[38]
Pemerintahan
Organisasi
Darius ingin mengorganisasi kekaisarannya. Pertama-tama, ia mendirikan dua puluh provinsi, yang masing-masing diperintah oleh seorangsatrap (archon), dan upeti harus dibayarkan oleh setiap provinsi. Upeti dibayar dalam talenta emas atau perak.[39]
Mayoritas satrap berkebangsaanPersia dan merupakan anggota wangsa kerajaan atau enam keluarga bangsawan besar. Untuk memastikan bahwa satrap tidak mendapat terlalu banyak kekuasaan, setiap satrap memiliki sekretaris yang mengawasi urusan negara dan berkomunikasi dengan Darius; bendahara yang menjaga keuntungan provinsial; dan komandan garnisun yang bertanggung jawab atas tentara-tentara. Selain itu, inspektor kerajaan yang merupakan "mata dan telinga" Darius juga memeriksa setiap satrap.[40]
Terdapat markas pemerintahan kekaisaran di Parsa, Susa, dan Babilonia, sementara Baktria, Ecbatana, Sardis, Dascyclium, dan Memphis menjadi cabang pemerintahan kekaisaran. Darius memilihbahasa Aram sebagai bahasa utama. Selanjutnya, bahasa tersebut menyebar ke seluruh kekaisaran. Akan tetapi, Darius mengumpulkan sekelompok ahli untuk menciptakan sistem bahasa yang terpisah untuk Persis dan Persia, yang disebut aksara Arya, dan hanya digunakan pada inskripsi resmi.[40]
Ekonomi
Sebelum tahun 500 SM, Darius telah memperkenalkan beberapa sistem keuangan baru yang berbasis pada koin perak dengan bobot sekitar 8g dan koin emas dengan bobot sekitar 5.40 g.Koin emas disebutdārayaka (daric), dan kemungkinan dinamai dari Darius. Koin tersebut digunakan untuk perdagangan. Tujuan pembuatan koin tersebut adalah untuk menyediakan koin dan sistem keuangan seragam kekaisaran, sehingga sistem keuangan asing tidak diperlukan. Dalam usaha untuk mendorong perdagangan, Darius membangun kanal, saluran air bawah tanah, dan angkatan laut yang kuat. Ia meningkatkan dan memperluas jaringan jalan di seluruh kekaisaran.[41][40]
Darius adalah penganutZoroastrianisme dan meyakini bahwaAhura Mazda telah menunjuknya untuk menguasai Persia. Ia memiliki keyakinan dualistik dan meyakini bahwa setiap pemberontakan di kerajaannya merupakan ulah Drug, musuh dariAsha. Darius percaya bahwa karena ia hidup dengan pantas,Ahura Mazda mendukungnya.[42] Dalam banyak inskripsikuneiform, ia menyatakan dirinya sebagai orang percaya yang taat dan bahkan yakin bahwa ia memiliki hak ilahi untuk menguasai dunia.[43]
Di wilayah yang ditaklukkan oleh Persia, Darius mengikuti toleransi yang telah ditunjukkan oleh Koresh. Ia mendukung kepercayaan dan agama yang "asing" selama tetap tunduk dan damai, bahkan kadang-kadang Darius memberikan mereka hibah.[44] Ia mendanai restorasi kuil Yahudi yang sebelumnya telah diputuskan oleh Koresh yang Agung. Darius telah menunjukkan dukungan terhadap kultus Yunani dalam suratnya untukGadatas, dan mendukung pendeta-pendeta Elamite. Ia juga mengamati ritus agama Mesir yang berhubungan dengan kerajaan, dan membangun kuil untuk dewa Mesir,Amun.[45]
Pembangunan
Selama ekspedisi Yunani Darius, ia telah memulai proyek pembangunan diSusa, Mesir, danParsa. Darius menghubungkanLaut Merah dengan sungaiNil dengan membangun kanal dariZaqāzīq keSuez. Untuk meresmikan kanal, ia pergi ke Mesir pada tahun 497 SM. Darius juga membangun kanal yang menghubungkan Laut Merah denganlaut Tengah.[38][46] Dalam kunjungannya ke Mesir, ia mendirikan monumen dan mengeksekusiAryandes atas tuduhan pengkhianatan. Ketika Darius kembali ke Persis, ia mendapat kabar bahwa kodifikasi hukum Mesir telah diselesaikan.[37]
Di sebelah utara kota Susa, Darius membangun kompleks istana baru. Menurut inskripsi, istana tersebut hancur pada masa kekuasaanArtaxerxes I, tetapi dibangun kembali. Kini, hanya kepingan-kepingan yang tersisa, dan kebanyakan disimpan diLouvre. DiPasargadae, Darius menyelesaikan semua proyek pembangunan yang belum selesai dari masaKoresh yang Agung. Istana juga dibangun pada masanya, dengan inskripsi atas nama Koresh yang Agung. Sebelumnya diyakini bahwa Koresh telah membangun istana tersebut, tetapi karena aksara yang digunakan adalah aksara cuneiform, istana tersebut diyakini dibangun oleh Darius.
Sementara itu, di Mesir, Darius membangun banyak kuil, dan merestorasi kuil yang sebelumnya hancur. Meskipun menganut Zoroastrianisme, Darius membangun kuil yang dipersembahkan untuk dewa-dewa Mesir. Beberapa kuil yang dipersembahkan untukPtah danNekhbet telah ditemukan. Selain kuil, Darius juga membangun jalan di Mesir.
Monumen yang dibangunnya sering ditulisi dengan bahasaPersia Kuno,Elamite,Babilonia, danhieroglif Mesir. Untuk membangun monumen-monumen tersebut, ia menyewa banyak pekerja dan artisan dari beragam kebangsaan. Beberapa dari pekerja tersebut merupakan orang yang diusir. Orang-orang itu meningkatkan ekonomi dan hubungan dengan negara-negara tetangga tempat asal orang-orang terbuang itu.[40]
Pada masa kematian Darius, proyek pembangunan masih berlangsung. Xerxes menyelesaikan proyek-proyek tersebut, dan memperbanyak proyek ayahnya dengan mendirikan bangunan baru.[47]
Cook, J. M. (1985), "The Rise of the Achaemenids and Establishment of their Empire",The Median and Achaemenian Periods, Cambridge History of Iran,2, London: Cambridge University Press
Van De Mieroop, Marc (2003),A History of the Ancient Near East: Ca. 3000–323 BC, "Blackwell History of the Ancient World" series, Hoboken, NJ:Wiley-Blackwell,ISBN978-0-631-22552-2