Ci Kapundung | |
---|---|
Ciri-ciri fisik | |
Hulu sungai | Gunung Bukit Tunggul |
Muara sungai | Sungai Citarum |
Panjang | 28 km |
Luas DAS | DAS: 434,43 km2 |
Ci Kapundung adalahsungai sepanjang sekitar 28 kilometer diProvinsi Jawa Barat yang membelahKota Bandung. Sungai ini berhulu di sekitarGunung Bukit Tunggul atau umumnya dari kawasanLembang di utara Kota Bandung mengalir menuju selatan bermuara keSungai Citarum.[1]Ci Kapundung berasal daribahasa Sunda yang berarti sungai (ci, cai: air) dan nama sejenisbuah-buahan,kapundung ataukepundung (Baccaurea spp.).[2]
Daerah aliran sungai (DAS) Cikapundung merupakan sub-DAS dari DAS Citarum seluas sekitar 434,43 km2 meliputiKabupaten Bandung Barat,Kabupaten Bandung danKota Bandung. Sungai ini berhulu di sekitarGunung Bukit Tunggul dan Gunung Pangparang diDesa Cipanjalu,Kecamatan Cilengkrang,Kabupaten Bandung dan mengalir ke barat. Di wilayahLembang atau di Curug Omas, sungai ini bertemu dengan Sungai Cigulung yang behulu diGunung Tangkuban Parahu. Aliran air kemudian berbelok mengalir ke selatan melewatiKota Bandung dan bermuara keSungai Citarum. Anak sungainya meliputi:
Pemanfaatan sungai ini utamanya sebagai drainase diKota Bandung dan objek wisata.[3] Terdapat sejumlah objek wisata di sepanjang aliransungai ini sepertiair terjun Curug Omas, Curug Dago, Kebun Raya, Kebun Binatang, Taman dll. Selain itu juga sebagai penyedia air baku terutama di bagian hulu. Terdapat tiga instalasi penyedia air baku yang menuplai air minum diKota Bandung hingga 3.700 liter/detik. Sejumlahair terjun yang ada dimanfaatkan sebagaiPembangkit Listrik Tenaga Air sejak Pemerintah Belanda pada tahun 1923. Ada dua pembangkit yaitu di Bengkok (3 x 1050 KW) dan Dago (1x 700 KW).
Sepanjang aliran sungai Cikapundung terutama di bagian hilir meliputiKota Bandung penuh dengan pemukiman, perdagangan, dan lain-lain yang memanfaatkan fungsi dari sungai tersebut. Terdapat ribuan rumah penduduk di aliran sungai yang membuang limbah mencapai 2,5 juta liter setiap harinya, yang sebagian besar berasal dari limbah rumah tangga.[4] Banyaknya sampah di sungai ini kerap membuat air meluap ke pemukiman penduduk dan merendam ratusan rumah atau banjir. Dampak dari situasi tersebut sangat serius dan memerlukan tindakan cepat dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Perlu kerjasama antara masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini.