Kabupaten Boven Digoel | |
---|---|
![]() | |
Motto: Nup Bagen Ngup Bagenep | |
![]() Peta | |
Koordinat:6°S140°E / 6°S 140°E /-6; 140 | |
Negara | ![]() |
Provinsi | Papua Selatan |
Tanggal berdiri | 25 Oktober 2002 |
Dasar hukum | UU Nomor 26 Tahun 2002[1] |
Ibu kota | Tanah Merah |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Hengky Yaluwo[2] |
• Wakil Bupati | Lexi Romel Wagiu[2] |
• Sekretaris Daerah | Pilemon Tabuni (Pj.) |
Luas | |
• Total | 27.108,29 km2 (10,466,57 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 71.997 |
• Kepadatan | 2,7/km2 (6,9/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia (resmi) Mandobo Auyu Wambon Muyu |
• IPM | ![]() sedang [5] |
Zona waktu | UTC+09:00 (WIT) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0975 |
Pelat kendaraan | PA xxxx V* |
Kode Kemendagri | 93.02![]() |
APBD | Rp 1.328.020.000.000,- (2024)[6] |
DAU | Rp 808.235.717.000,- (2024)[7] |
DAK | Rp 145.938.045.000,- (2024)[8] |
Situs web | www |
Kabupaten Boven Digoel (dibacabo.ven di.gul) adalah salah satukabupaten diprovinsiPapua Selatan,Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak diTanah Merah, dengan jumlah penduduk 65.310 jiwa pada 2022, dan sebanyak 71.997 jiwa pada akhir 2024.[1][3]
Kabupaten Boven Digoel merupakan kabupaten yang dibentuk denganUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2002, sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Merauke, bersamaan dengan sejumlah kabupaten lain di bagian selatan, yakni Kabupaten Asmat dan Kabupaten Mappi, tertanggal 25 Oktober 2002.[1][9]
Kabupaten Boven Digoel sebagian besar wilayahnya berada pada ketinggian 25–100 m di atas permukaan laut. Kemiringan tanah di Kabupaten Boven Digoel beragam, mulai dari tanah datar hingga bergunung, namun yang paling dominan yaitu kemiringan tanah yang agak datar hingga berombak. Sebagian besar wilayah Boven Digoel didominasai oleh dataran, selebihnya merupakan wilayah bergelombang dan hanya sebagian kecil wilayah merupakan daerah gambut/rawa, perbukitan dan pegunungan.
Kabupaten Boven Digoel termasuk wilayah beriklim panas. Suhu udara rata-rata berkisar antara 260C – 270C. Kelembaban udara relatif normal yaitu berkisar antara 86% hingga 94%. Rata-rata curah hujan beberapa tahun terakhir cukup tinggi. Curah hujan tertinggi terjadi pada Tahun 2007 yaitu mencapai 420,9 mm. Kecepatan angin umumnya tidak terlalu banyak berubah pada delapan tahun terakhir dari Tahun 2004. Kecepatan angin berkisar hanya rata-rata 3 – 4,5 Knot pertahun dan termasuk kategori angin teduh. Matahari bersinar sepanjang tahun dengan intensitas penyinaran rata-rata 35% hingga 45% pertahun.
Menurut UU No. 26 Tahun 2002, batas wilayah Kabupaten Boven Digoel adalah:
Utara | DistrikSuator diKabupaten Asmat danOksibil diKabupaten Pegunungan Bintang |
Timur | Distrik Fly Utara diProvinsi Barat, Papua Nugini |
Selatan | DistrikMuting danOkaba diKabupaten Merauke |
Barat | DistrikEdera,Obaa danCitak Mitak diKabupaten Mappi |
Pada masa pemerintahanHindia Belanda, Kabupaten Boven Digoel dikenal dengan sebutan Digul Atas, dan merupakan tempat pengasingan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Digul Atas terletak di tepi Sungai Digul Hilir.
Pada tanggal 18 November 1926,Raad van Nederlandsch-Indie (Dewan Hindia Belanda) mengadakan rapat luar biasa yang memutuskan pembangunantempat pengasingan (kamp) untuk menampung tawananPemberontakan PKI tahun 1926 yang diputuskan berada di hulu Sungai Digoel.[10] Kamp ini kemudian dipimpin oleh seorang opsir tentara yang ditugaskan sebagaifungeerend controleur (pejabat pengawas).[10] Selanjutnya Boven Digul digunakan sebagai tempat pembuangan pergerakan nasional dengan jumlah tawanan tercatat 1.200 orang. Di antara tokoh-tokoh pergerakan yang pernah dibuang ke sana antara lainMohammad Hatta,[10]Sutan Syahrir,[10]Sayuti Melik,Marco Kartodikromo,[10]Thomas Najoan,[10]Chalid Salim,Lie Eng Hok,Muchtar Lutfi, danIlyas Ya'kub.
Daerah seluas 10.000 hektar itu berawa-rawa, berhutan lebat, dan sama sekali terasing. Satu-satunya akses menuju kamp tersebut ialah menggunakan kapal motor melalui Sungai Digul. Di sepanjang tepian sungai berdiam berbagai suku. Karena sarana kesehatan tidak ada, penyakit menular sering berjangkit, seperti penyakit malaria yang membawa banyak korban.
Tempat pembuangan tersebut terbagi atas beberapa bagian, yakni Tanah Merah, Gunung Arang (tempat penyimpanan batu bara), kawasan militer yang juga menjadi tempat petugas pemerintah, dan Tanah Tinggi. Sewaktu rombongan pertama datang, Digul sama sekali belum merupakan daerah permukiman. Rombongan pertama sebanyak 1.300 orang yang sebagian besar dariBanten, diberangkatkan pada Januari 1927. Pada akhir Maret 1927, menyusul ratusan orang lain dariSumatera Barat. Mula-mula mereka ditempatkan di Tanah Merah. Dua tahun kemudian, melalui seleksi ketat, sebagian dipindahkan ke Tanah Tinggi.
Pada tahun-tahun pertama, ratusan orang meninggal karena kelaparan dan sakit. Penderitaan itu menyebabkan banyak orang buangan mencoba melarikan diri keAustralia. Mereka menggunakan perahu-perahu kecil buatan sendiri, tetapi sedikit saja yang berhasil. Sebagian terpaksa kembali, lainnya mati tenggelam.
Pada waktuPerang Pasifik meletus dan menjelang Jepang menduduki Indonesia, tawanan Boven Digoel diungsikan oleh Belanda ke Australia.[10] Pemindahan itu didasari kekhawatiran tahanan akan memberontak jika tetap di Boven Digoel. Setelah Perang Dunia II berakhir, Belanda kembali menggunakan lokasi ini sebagai kamp pengasingan. Mereka kembali membangun penjara dan beberapa rumah dinas polisi. Beberapa tokoh yang pernah dipenjara disini adalahJohanes Abraham Dimara, Petrus Korwa, Hanoch Rumbrar, tokoh-tokoh integrasi Papua.[10][11]
Bupati Boven Digoel adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Boven Digoel. Bupati Boven Digoel bertanggungjawab kepadagubernur provinsiPapua Selatan atas wilayah Kabupaten Boven Digoel. Saat ini,bupati atau kepala daerah yang menjabat di Boven Digoel ialahHengky Yaluwo, dengan wakil bupati, Rexi Romel Wagiu. Mereka menang padaPemilihan umum Bupati Boven Digoel 2020 melalui Pemilihan ulang. Sebelumnya, peserta pemilu Yusak Yaluwo, yang menang pada pemilihan jilid I, terbukti merupakan mantan terpidana belum lewat dari 5 tahun. SehinggaMahkamah Konstitusi memerintahKomisi Pemilihan Umum Papua supaya pemilihan kepala daerah di Kabupaten Boven Digoel diulang kembali.[12]
KPU Boven Digoel mengadakan pemilihan jilid II pada 17 Juli 2021, dan pasangan Hengky Yaluwo-Lexi Romel Wagiu menang dari dua pasangan lainnya, dengan total 51,76% suara (10.853 suara) dari 20.934 suara sah. Hengky dan Rexy dilantik oleh gubernurPapua,Lukas Enembe, pada 13 Oktober 2021 di Gedung Negara Papua,Jayapura.[13] Hengky Yaluwo merupakan bupati Boven Digoel ke-4 yang dipilih secara resmi melalui pilkada.
No | Bupati | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan | Prd. | Wakil Bupati | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
![]() | Hengky Yaluwo | ![]() |
DPRD Boven Digoel beranggotakan 20 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Anggota DPRD Boven Digoel yang sedang menjabat saat ini adalah hasilPemilu 2019 yang dilantik pada21 November2019 olehKetua Pengadilan Negeri Merauke, Orpa Marthina, di Ruang Sidang DPRD Kabupaten Boven Digoel.[14] Komposisi anggota DPRD Boven Digoel periode 2019-2024 terdiri dari 9 partai politik dimanaPartai Demokrasi Indonesia Perjuangan adalah partai politik pemilik kursi terbanyak setelah berhasil meraih 4 kursi, kemudian disusul olehPartai Persatuan Pembangunan danPartai Demokrat yang masing-masing meraih 3 kursi.[15]
Kabupaten Boven Digoel terdiri atas 20distrik dan 112kampung dengan luas wilayah 27.108,00 km² dan jumlah penduduk 58.093 jiwa (2017). Kode Wilayah Kabupaten Boven Digoel adalah 93.02.[16][17][18]
Daftar kecamatan dan distrik di Kabupaten Boven Digoel, adalah sebagai berikut:
Kode Wilayah | Nama Distrik | Ibu kota | Jumlah Kampung | Daftar |
---|---|---|---|---|
93.02.01 | Mandobo | Tanah Merah | 5 | |
93.02.02 | Mindiptana | Mindiptana | 13 | |
93.02.03 | Waropko | Woropko | 9 | |
93.02.04 | Kouh | Kouh | 3 | |
93.02.05 | Jair | Getentiri | 6 | |
93.02.06 | Bomakia | Bomakia I | 5 | |
93.02.07 | Kombut | Kombut | 4 | |
93.02.08 | Iniyandit | Langgoan | 5 | |
93.02.09 | Arimop | Maju | 7 | |
93.02.10 | Fofi | Ikisi | 8 | |
93.02.11 | Ambatkwi | Kuken | 5 | |
93.02.12 | Manggelum | Manggelum | 6 | |
93.02.13 | Firiwage | Firiwage | 4 | |
93.02.14 | Yaniruma | Yaniruma | 3 | |
93.02.15 | Subur | Subur | 4 | |
93.02.16 | Kombay | Wanggemalo | 5 | |
93.02.17 | Ninati | Ninati | 5 | |
93.02.18 | Sesnuk | Sesnuk | 5 | |
93.02.19 | Ki | Ujungkia | 4 | |
93.02.20 | Kawagit | Kawagit | 6 | |
Total | 112 |
Kabupaten Boven Digoel masuk ke dalam wilayah adat Anim Ha, bersama dengan kabupatenAsmat,Mappi danMerauke. Penduduk kabupaten Boven Digoel terdiri dari suku asli dan juga suku pendatang. Empat suku utama yang ada di Boven Digoel ialah sukuMandobo,Muyu,Wambon, danAuyu.[19] Suku-suku pendatang baik dariPapua maupun wilayah lainnya berupaBiak,Asmat,Serui,Kei,Toraja,Batak,Aceh,Minahasa,Bugis,Buton, danJawa.[19] Pada tahun 2013,Orang Asli Papua di Boven Digoel sebanyak 55,64% dan 44,36% lainnya adalah non Papua.[19]
Berdasarkan agama yang dianut, mayoritas penduduk Boven Digoel menganut agamaKekristenan. Adapun banyaknya penduduk Boven Digoel menurut agama yang dianut berdasarkan dataKementerian Dalam Negeri tahun 2024 yakniKekristenan sebanyak 84,40%, dengan rincianKatolik sebanyak 54,07% danProtestan sebanyak 30,33%. Pemeluk agamaIslam sebanyak 15,46%, dan sebagian lainnya menganut agamaHindu yakni 0,09% danBuddha sebanyak 0,05%.[3] Sarana rumah ibadah yang terdapat di Boven Digoel yakni 109 gerejaKatolik, 93 gerejaProtestan, 24 masjid, 6 mushala, 2 pura dan 1 vihara.[9]
|date=
(bantuan)|date=
(bantuan)|access-date=, |date=
(bantuan)[pranala nonaktif permanen]|access-date=, |date=
(bantuan)[pranala nonaktif permanen]|published-date=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)|wesbite=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)