Bahasa Ahom dikategorikan sebagaiC9 Dormant menurutSIL Ethnologue, artinya bahasa ini sudahditinggalkan mayoritas penuturnya dan hanya dituturkan oleh segelintir orang
Suku Ahom mendirikanKerajaan Ahom dan pernah menguasai lembahSungai Brahmaputra pada abad ke-13 hingga ke-18, di tempat yang sekarang bagian dariAssam,India. Penutur bahasa ini kemudian beralih menuturkanbahasa Assam sejak abad ke-17.Sistem nada dalam bahasa Ahom juga telah hilang. Bahasa tersebut hanya diketahui sebagian oleh sekelompok kecil pendeta tradisionalagama Ahom, dan hanya digunakan untuk tujuan keagamaan.
Setiap suku kata bernada, dan dimulai dengangugus konsonan atau konsonan. Sebuah vokal ataudiftong mengikuti. Sebuah konsonan akhir dapat ditambahkan, tetapi tidak perlu.[8]
Ketika menuturkan dan menulis Ahom, banyak tergantung pada konteks dan penafsiran dari penutur. Beberapa bagian kalimat dapat ditinggalkan; kata kerja, dan kata sifat akan tetap ada, tetapi bagian lain dari pengucapan, terutama kata ganti, dapat dihilangkan. Kata kerja tidak memilikibentuk kala, dan kata benda tidak memiliki bentuk jamak. Periode waktu dapat dikenal dengan kata keterangan, rangkaian kata kerja, atau kata bantu yang ditempatkan sebelum kata kerja.[8]Ahom, seperti bahasa Tai lainnya, menggunakanpenggolong untuk mengidentifikasi kategori, dan pengulangan kata untuk mengekspresikan ekspresi ungkapan. Namun, ekspresi, penggolong, kata ganti, dan partikel kalimat lainnya beragam antara bahasa-bahasa Tai yang diturunkan daribahasa Proto-Tai, membuat bahasa-bahasa Tai salingtidak dapat dipahami.[8]
Bahasa ini memiliki aksara tersendiri, yaituaksara Ahom.
^"Para ahli bahasa dan sejarawan umumnya setuju bahwa bahasa Ahom telah mati selama sekitar dua ratus tahun, dan bahwa semua masyarakat suku Ahom menggunakan bahasa Assam sebagai bahasa pertama mereka."[6]
^Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023)."Ahom".Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)
^abcdeFrench, M. A. (1994). Tai Languages. InThe Encyclopedia of Language and Linguistics (Vol. 4, pp. 4520-4521). New York, NY: Pergamon Press Press.
^abcdefHongladarom, K. (2005). Thai and Tai Languages. InEncyclopedia of linguistics (Vol. 2, pp. 1098-1101). New York, NY: Fitzroy Dearborn.
^abcdeBlake, B. J. (1994). Language Classification. InThe Encyclopedia of Language and Linguistics (Vol. 4, pp. 1952-1957). New York, NY: Pergamon Press Press.
^Diller, Anthony (1992). "Tai languages in Assam: Daughters or Ghosts". Dalam Compton, Carol J.; Hartmann, John F.Papers on Tai Languages, Linguistics and Literatures. DeKalb, IL: Center for Southeast Asian Studies, Northern Illinois University. hlm. 22.
^abcDiller, Anthony (1992). "Tai languages in Assam: Daughters or Ghosts". Dalam Compton, Carol J.; Hartmann, John F.Papers on Tai Languages, Linguistics and Literatures. DeKalb, IL: Center for Southeast Asian Studies, Northern Illinois University. hlm. 22.
Morey, Stephen (2010). Das, Biswajit; Basumatary, Phukan Chandra, ed.Asamīẏā āru Asamara bhāshā [Assamese and the languages of Assam]. Guwāhāṭī: AANK-Bank.ISBN978-93-80454-30-6.OCLC757135305.A sketch of Tai Ahom, as recorded in original manuscripts to appear in Das, Biswajit and Phukan Basumatary (eds).
Morey, Stephen (2014), "Ahom and Tangsa: Case studies of language maintenance and loss in North East India", dalam Cardoso, Hugo C.,Language Endangerment and Preservation in South Asia, Honolulu: University of Hawai'i Press, hlm. 46–77
Terwiel, B.J. (1996). "Recreating the Past: Revivalism in Northeastern India".Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde.152 (2): 275–92.doi:10.1163/22134379-90003014.JSTOR27864746.
Terwiel, B. J. (1992).Tai Ahoms and the Stars: Three Ritual Texts to Ward off Danger.