| Aruh Bawanang' | |
|---|---|
| Jenis | Ritual syukuran dan pesta perayaan hasil panen dalam agamaKaharingan |
| Lokasi | Kabupaten Hulu Sungai Tengah,Kalimantan Selatan |
| Tahun aktif | Dulu - Sekarang |
| Peserta | Umat beragamaKaharingan • Suku Dayak Meratus • Suku Dayak Pitap |
| Penonton | Masyarakat setempat |
| Badan pelindung |
|
| Tokoh | Balian |
Aruh Bawanang adalah sebuah ritual keagamaanKaharingan yang dilaksanakan olehsuku Dayak Meratus setiap tahunnya di KabupatenHulu Sungai Tengah, ProvinsiKalimantan Selatan. Ritual ini digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas panen yang melimpah, serta permohonan doa agar mereka selalu diberi rejeki, kesehatan[1] dan kesejahteraan.[2]
Upacara Bawanang dilakukan secara berkelompok, selama tiga hari tiga malam dengan memotong hewan persembahan berupa ayam. Bila upacara dilakukan selama empat hari empat malam disebutAruh Baharin, dengan memotong hewan persembahan berupa kambing atau kerbau.[3]
Aruh Bawanang atau sering disebut Aruh Ganal merupakan aruh adat dalam rangka sebagai bentuk rasa syukur pada Tuhan dalam kepercayaan penduduk setempat atas rezeki atau keberhasilan yang diperoleh. Setelah Aruh Bawanang dilaksanakan, padi baru boleh dimasak dan dimakan.AruhBawanang biasa juga disebutPalas Payung, kegiatan ini biasanya rutin dilaksanakan setiap setahun sekali setelah panen penduduk setempat.[4]
Artikel bertopik budaya ini adalah sebuahrintisan. Anda dapat membantu Wikipedia denganmengembangkannya. |