6°10′52″S106°49′26″E / 6.181°S 106.824°E /-6.181; 106.824
![]() | |
Sebelumnya | NV Kantor Berita Antara(1937 - 1962) Lembaga Kantor Berita Nasional Antara(1962 - 2007) |
---|---|
Badan usaha milik negara | |
Industri | Media massa |
Didirikan | 13 Desember 1937; 87 tahun lalu (1937-12-13) |
Pendiri | Albert Manumpak Sipahutar Soemanang Adam Malik Pandu Kartawiguna |
Kantor pusat | Jakarta Pusat,DKI Jakarta |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Akhmad Munir[1] (Direktur Utama) Kemal Effendi Gani[2] (Ketua Dewan Pengawas) |
Produk | Platform perdagangan elektronik |
Merek |
|
Jasa |
|
Pendapatan | ![]() |
![]() | |
![]() | |
Total aset | ![]() |
Total ekuitas | ![]() |
Pemilik | Pemerintah Indonesia |
Karyawan | 895(2022)[3] |
Anak usaha | PTAntara Elektronik Transaksi Pratama |
Situs web | www |
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Perum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara (biasa disingkat menjadiLKBN Antara), atau lebih dikenal sebagaiANTARA (digayakan denganhuruf kapital semua), adalah sebuahbadan usaha milik negaraIndonesia yang berperan sebagaikantor berita. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2022, perusahaan ini memiliki 34 kantor perwakilan di seantero Indonesia, serta kantor perwakilan luar negeri diMalaysia danTiongkok.[3][4]
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 13 Desember 1937 dengan namaNV Kantor Berita Antara antara lain olehAbdul Hakim,Djohan Sjahroezah,Albert Manumpak Sipahutar,Soemanang,Adam Malik, danPandoe Kartawigoena, karena mereka merasa tidak puas dengan pemberitaan peristiwa-peristiwa diHindia Belanda yang dibuat oleh kantor beritaAneta, terutama mengenai kehidupan sosial politik masyarakat. Aneta bahkan sering tidak memberitakan peristiwa-peristiwa politik yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga Aneta dianggap berat sebelah.
Perusahaan ini awalnya menerbitkan sebuahbuletin dengan nama 'Buletin Antara'[5] dengan kantor di Jl. Pos No. 57. Redaktur pertama perusahaan ini adalahAbdul Hakim dengan dibantu olehSanoesi Pane,Soemanang, Mr. Alwi,Djohan Sjahroezah, danSugondo Djojopuspito.[5][6][7] Pada tahun 1941, Soemanang menyerahkan jabatan direktur perusahaan ini kepadaSugondo Djojopuspito, sementara redaktur tetap dijabat olehAdam Malik yang merangkap sebagai wakil direktur.
Pada tahun 1942, saat Jepang mulai menduduki Indonesia, perusahaan ini memindahkan kantornya ke bekas kantor Aneta di Noord Postweg 53, Paser Baroe (sekarang Jl. Antara No. 53, Pasar Baru) bersama denganKantor Berita Domei. Perusahaan ini menempati lantai bawah dari gedung tersebut, sementara lantai atas ditempati oleh Domei. Jepang awalnya memperbolehkan perusahaan ini untuk beroperasi dengan nama Antara, tetapi sejak tanggal 29 Mei 1942, perusahaan ini harus mengubah namanya menjadiYashima (八島), yang berarti semesta. Soegondo Djojopuspito juga pindah bekerja keShihabu (dinas kepenjaraan), sementara Adam Malik dan Albert Sipahutar tetap bekerja di perusahaan ini.
Ketika ibu kota Republik Indonesia dipindah ke Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946, perusahaan ini juga memutuskan untuk memindahkan kantornya ke Yogyakarta. Kantor di Jakarta tetap dipertahankan, tetapi hanya sebagai kantor cabang. Pada saat itu, direktur perusahaan ini adalahAdam Malik, dengan pimpinan sehari-hari adalahPangulu Lubis danRachmat Nasution, ayah dariAdnan Buyung Nasution.[8]
Kantor cabang diJakarta juga pernah dipindah ke Gedung Proklamasi di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 saat terjadiAgresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947, karena kantor di Jl. Pos No. 57 disegel oleh Belanda, sementara kantor di Jl. Antara No. 53 kembali ditempati oleh Aneta.
Saat terjadiAgresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948, sejumlah staf perusahaan ini di berbagai daerah ikut bergerilya atau mempertahankan kelangsungan hidup dengan caranya masing-masing. Wartawan perusahaan ini diBandung,Sjarief Soelaiman danDajat Hardjakusumah, mendirikan kantor berita lokalPewarta Nasional (Pena) untuk menampung pemberitaan dari kalangan republik. Sementara staf perusahaan ini diSolo menerbitkan buletin Antara Dharurat Mobil di daerah gerilya, sebagai informasi bagi para gerilyawan dan untuk mengimbangi pemberitaan yang merugikan kedudukan Republik Indonesia.
Keadaan tersebut berlangsung hingga Belanda menarik kembali pasukannya dariYogyakarta pada bulan Juli 1949. Perusahaan ini pun memindahkan kantornya kembali ke Jakarta sebulan kemudian. Pada tahun 1962, pemerintah mengambil alih NV Kantor Berita Antara dan mengubahnya menjadi sebuah lembaga pemerintah dengan namaLembaga Kantor Berita Nasional Antara (LKBN Antara). Pada tahun 2007, pemerintah mengubah status LKBN Antara menjadiperusahaan umum (Perum) agar LKBN Antara dapat lebih leluasa dalam menjalankan bisnisnya.[9] Pada awal tahun 2023, perusahaan ini bekerja sama denganBloomberg untuk mendirikan sebuahperusahaan patungan yang diberi nama PTAntara Elektronik Transaksi Pratama (Antara ETP) untuk berbisnis bidang penyediaanplatform perdagangan elektronik untukvaluta asing di Indonesia.[10]
Bila sebelumnya Antara melakukan pengiriman berita dengan menggunakan pemancar dan buletin cetak, pada tahun 1976 diganti dengan menggunakan sistemteleteks dan kemudian menggunakan sistem komputerisasi. Mulai akhir tahun 90-an, pengiriman berita kepada 300 pelanggan menggunakan satelit/VSAT dan sejak tahun 2001 berita Antara dapat diakses melalui internet. Di luar negeri, sejak tahun 2007 LKBN Antara mempunyai kantor biro diKuala Lumpur,Beijing, danLondon. Karena alasan beban operasional tinggi, jumlahnya menciut dibanding sebelum tahun 2007 yang pernah memiliki 14 kantor perwakilan di luar negeri.
Kerja sama internasionalnya pun kian meluas. Antara bekerja sama denganReuters, Bloomberg, AFP dan Xinhua dalam skema komersial. Antara juga mengadakan kerjasama denganBernama (Malaysia) danThai News Agency (TNA) melalui jaringan ASEAN New Exchange (AMEX). Kerja sama regional dilakukan melalui Organization of Asia-Pacific News Agencies (OANA), International Islamic News Agency (IINA) diJeddah, dan Non-Aligned News Agencies Pool (NANAP). Pada tahun 2007-2010, Antara dipercaya sebagai Presiden OANA.
Selain itu, Antara juga mengadakan pertukaran berita secara bilateral dengan Xinhua (China), IRNA dan MNA (Iran), MENA (Mesir), Yonhap (Korea Selatan), TAP (Tunisia), Anadolu (Turki), WAM (Uni Emirat Arab), VNA (Vietnam), Azertac (Azerbaijan), BTI (Bulgaria), EFE (Spanyol), CNA (Taiwan) dan sebagainya.
Pasar utama produk layanan Antara adalah media (business to business). Kini Antara sedang melakukan diversifikasi produk untuk publik, baik melalui portal beritahttp://www.antaranews.com maupun portal berita daerah. Layanan Antara meliputi produksi berita teks, foto dan multimedia sebagai bisnis inti. Beberapa bisnis bukan inti adalah layanan teknis dan pemasaran bekerja sama denganReuters,Bloomberg,AFP,Xinhua, dan DPA, selain jasa penerbitan, pelatihan jurnalistik, komunikasi pemasaran, PR Wire, dan penyelenggaraan kegiatan di Auditorium Adhiyana.
Selain menyasar pelanggan media, konten untuk masyarakat bisnis juga dikembangkan melaluiAntara ETP. Layanan utama Antara ETP berupa layanan data seketika mengenai hargavaluta asing,emas dan komoditas lainnya di bursa-bursa nasional dan internasional, serta informasi dari pusat-pusat bisnis di seluruhdunia.
|access-date=
membutuhkan|url=
(bantuan)