अंशुमान् | |
---|---|
![]() Angsuman (kanan) bertemu dengan nenek tua yang meminta sedekah. Ilustrasi dari bukuTales from the Indian Epics, 1918. | |
Tokoh dalam mitologi Hindu | |
Nama | Angsuman |
EjaanDewanagari | अंशुमान् |
EjaanIAST | Aṅśumān |
Nama lain | Ansumat |
Kitab referensi | Ramayana;Purana;Mahabharata (Wanaparwa) |
Asal | Ayodhya,Kerajaan Kosala |
Kediaman | Ayodhya |
Kasta | kesatria |
Profesi | raja |
Dinasti | Surya |
Ayah | Asamanjasa |
Anak | Dilipa |
Angsuman (Dewanagari: अंशुमान्; ,IAST: Aṅśumān,अंशुमान्) atauAnsumat (Dewanagari: अन्शुमत्; ,IAST: Anśumat,अन्शुमत्), dalammitologi Hindu, adalah nama seorang raja dari kalanganDinasti Surya atauSuryawangsa. Ia merupakan putra dariAsamanjasa, dan cucu dari RajaSagara. Ia memerintahKerajaan Kosala dengan pusat pemerintahan diAyodhya. Ia berusaha menurunkansungai Gangga dariswarga ke Bumi demi menyucikan arwah para pamannya yang gentayangan. Namun usaha tersebut tidak berhasil. Dalambahasa Sanskerta, nama Ansuman secara harfiah berarti "Pembawa terang" atau "Pembawa cahaya".
Kakek Angsuman adalahSagara, penguasakerajaan Kosala dengan pusat pemerintahan diAyodhya. Ayahnya ialahAsamanjasa, yang diusir dari kerajaan karena berperilaku tidak baik. DalamwiracaritaRamayana yang diceritakan kembali olehC. Rajagopalachari, Angsuman menyingkirkan ayahnya sendiri yang dianggap tidak waras, sehingga tidak berhak lagi untuk mewarisi takhta. Sedangkan dalamMahabharata, Asamanjasa diusir oleh ayahnya sendiri. Sebelum pengusiran, Asamanjasa telah menikah.[1] Angsuman memiliki paman berjumlah enam puluh ribu orang.[2]
Ketika RajaSagara menyelenggarakanAswamedhaYadnya (upacara korban kuda), Angsuman bertindak sebagai pengawal kuda yang dipakai sebagai sarana upacara. Dalam upacara tersebut, seekor kuda dilepaskan, kemudian Angsuman beserta para prajurit mengikuti ke mana pun ia berlari. Kerajaan yang dilewati oleh kuda tersebut dapat memilih untuk mengakui hegemoni Sagara (serta membayar upeti), atau bertarung. Pada saat Angsuman dan para prajurit beristirahat, mereka pun menambatkan kuda tersebut. Dengan tujuan menggagalkan upacara Aswamedha, DewaWisnu[1] (versi lain menyebutkan DewaIndra) menyamar menjadi seorang wanita tua dan meminta sedekah kepada Angsuman. Angsuman pun memberikan makanan serta tempat bermalam kepada wanita tua tersebut. Ketika semuanya tertidur, wanita tua kembali ke wujudnya semula lalu membawa kabur kuda Aswamedha.
Setelah gagal mengejar pencuri, Angsuman kembali ke kerajaan dan menceritakan peristiwa yang telah terjadi kepada Sagara. Sang raja mengerahkan enam puluh ribu putranya untuk mencari kuda tersebut. Akhirnya para putra Sagara menemukan bahwa kuda itu berada di dekatResiKapila yang sedang bermeditasi. Sebenarnya, Dewa Indra yang cerdik sengaja meninggalkan kuda itu di sana. Karena merasa bahwa sang resi-lah yang telah mencuri kuda tersebut, para putra Sagara membangunkan Resi Kapila. Dengan sorot mata yang memancarkan kemarahan, sang resi membakar keenam puluh ribu putra Sagara dengan sinar matanya.[3]
Setelah lama para putra Sagara tidak kembali untuk membawa hasil, Angsuman menelusuri jejak mereka. Angsuman menemukan bahwa kuda tersebut berada di asramaResiKapila. Ia senang sekaligus bingung sebab ia melihat tumpukan abu dan tulang yang berserakan di sekitar tempat tersebut. Atas petunjuk dari SangGaruda, Angsuman tahu bahwa tumpukan abu dan tulang berasal dari jenazah enam puluh ribu pamannya. Garuda memberi saran bahwa hanyalah airGangga yang turun darisurga yang mampu menyucikan arwah keenam puluh ribu putra Sagara.[1] Beberapa versi mengatakan bahwa Resi Kapila sendiri yang memberi nasihat kepada Ansuman untuk membawa turun sungai Gangga dari surga demi menyucikan arwah para pamannya. Setelah menerima perintah itu, Ansuman kembali ke hadapan Raja Sagara dan menyelesaikanAswamedhaYadnya yang diselenggarakan oleh sang raja.[3][4]
Setelah Sagara wafat, Angsuman menggantikannya. DalamMahabharata diceritakan Angsuman memerintah dengan adil dan bijaksana, dengan wilayah kekuasaan yang menjangkau tepi samudra.[2] Namun ia tidak berhasil membawa turun sungai Gangga untuk menyucikan arwah pamannya. Angsuman memiliki putra bernamaDilipa, yang juga tidak berhasil membawa sungai Gangga. Dilipa memiliki putra bernamaBhagiratha. Pada masa pemerintahan Bhagiratha, sungai Gangga berhasil diturunkan dari surga.[5]
|url-status=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Didahului oleh: Sagara | Dinasti Surya RajaAyodhya | Diteruskan oleh: Dilipa |