अंगद | |
---|---|
![]() Ilutstrasi dari Ravi Varma Studio (1910-an), menggambarkan Anggada menghadap Rahwana sebagai duta Sri Rama. | |
TokohRamayana | |
Nama | Anggada |
EjaanDewanagari | अंगद |
EjaanIAST | Angada |
Kitab referensi | Ramayana |
Asal | Kerajaan Kiskenda |
Ras | Wanara |
Ayah | Subali |
Ibu | Tara |
Anggada (Dewanagari: अंगद; ,IAST: Angada,अंगद) atauHanggada adalah seorangtokoh dalamwiracaritaRamayana. Ia adalah wanara muda yang sangat tangkas dan gesit. Kekuatannya sangat dahsyat, sama seperti ayahnya, yakniSubali. Dalam kitabRamayana disebutkan bahwa ia dapat melompat sejauh sembilan ratus mil. Anggada dilindungi olehRama dan akhirnya membantu Rama, berperang melawanRahwana merebut kembali DewiSinta, istri Rama.
Anggada juga merupakan nama salah satu putraLaksmana dalam wiracaritaRamayana.
Ayah Anggada adalah RajaWanara bernamaSubali, ibunya adalah Tara. Anggada memiliki paman bernamaSugriwa, yaitu adik Subali. Subali dan Sugriwa memiliki kakak perempuan bernamaAnjani.Hanoman adalah putra Anjani, maka Anggada bersaudara sepupu dengan Hanoman. Saat masih muda, Subali tewas karena panahRama. Setelah itu, Anggada dirawat oleh Sugriwa.
SaatSugriwa mengerahkan kesatriawanara pilihan untuk mencari DewiSinta, Anggada turut serta bersama para ksatria wanara lainnya sepertiHanoman,Jembawan,Nila, Dwiwida, Gandamadana, dan lain-lain.[1] Mereka menjelajahi wilayahIndia Selatan, sampai tiba di sebuah gua, kediaman arsitekMayasura. Setelah menjelajahi gua, Anggada dan para wanara bertemu dengan Swayampraba. Atas bantuannya, Anggada dan para wanara tiba di sebuah pantai. Di pantai tersebut, para wanara bertemu denganSempati. Kemudian Anggada menuturkan maksud perjalanannya dan ia meminta bantuan Sempati. Atas petunjuk Sempati, para wanara tahu bahwaSinta masih hidup dan sedang ditawan diAlengka oleh RajaRahwana.[2]
Sebelum peperangan diAlengka meletus,Rama mengutus Anggada agar memberi kabar kepadaRahwana untuk segera menyerahkan DewiSinta. Setelah mendengar pesan Rama yang panjang lebar, Anggada mohon pamit lalu pergi ke tempat Rahwana. Di hadapanRahwana, Anggada memperingati agar Sinta segera dikembalikan jika tidak ingin peperangan meletus. Rahwana yang keras kepala, tidak menghiraukan peringatan Anggada namun mencoba mengerahkan pasukannya untuk menangkap wanara tersebut. dengan sigap, Anggada melompat ke udara sehingga ia lolos. Setelah itu, ia merobohkan menara istana. Dengan sekali lompatan, ia terbang kembali ke tempat Rama.
Saat pertempuran pertama berlangsung, Anggada bertemu denganIndrajit, putra Rahwana. Dua prajurit tersebut bertempur dengan jurus-jurus yang mengagumkan. Parawanara bersorak-sorak kegirangan karena kagum dengan ketangguhan Anggada, sebab panah-panah yang dilepaskanIndrajit tidak membuat Anggada gentar. Namun kemudian Indrajit mengalihkan serangannya kepadaRama. Pertempuran pada hari itu pun diakhiri sebab Rama tak berkutik. Setelah Rama pulih kembali, para wanara melanjutkan penyerangannya. Pada pertempuran kedua, Anggada bertemu dengan Bajradamstra. Setelah pertarungan sengit terjadi dalam waktu yang lama, Bajradamstra gugur di tangan Anggada.
Ketika peperangan diAlengka usai, Anggada dan parawanara lainnya diundang keAyodhya untuk menerima penghargaan atas jasa-jasa mereka karena telah menolongRama menyelamatkanSinta.[3]
Dalam cerita pewayangan Jawa, Anggada yang terkenal sakti diberi gelar Jaya yang berarti unggul oleh Rama, sehingga disebut Jaya Anggada. Di dalam lakon “Anggada Balik”, ia diutus Rama pergi ke Alengka untuk mengukur kekuatan bala tentara Alengka. Karena hasutan Rahwana, yang mengatakan bahwa pembunuh ayahnya adalah Sri Rama, Anggada kemudian mengamuk dan berbalik akan membunuh Rama. Tetapi Hanoman kemudian dapat menaklukkan dan menginsyafkan serta menyadarkannya. Akhirnya Anggada kembali menyerang Alengka dan berhasil membawa mahkota Rahwana dan dipersembahkan kepada Rama. Dalam pewayangan, Anggada sering digambarkan sebagai kera berbulu merah.