Ali Sadikin | |
---|---|
![]() Ali Sadikin pada tahun 1975 | |
Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta ke-7 | |
Masa jabatan 28 April 1966 – 11 Juli 1977 | |
Presiden | Soekarno Soeharto |
Menteri Perhubungan Laut Indonesia ke-16 | |
Masa jabatan 13 November 1963 – 28 Maret 1966 | |
Presiden | Soekarno |
![]() Pendahulu Abdoelmoettalip Danoeningrat Pengganti Susatyo Mardi ![]() | |
Menteri Koordinator Kompartemen Kemaritiman Indonesia ke-1 | |
Masa jabatan 27 Agustus 1964 – 28 Maret 1966 | |
Presiden | Soekarno |
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia ke-8 | |
Masa jabatan 1977–1981 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Ali Sadikin (1926-07-07)7 Juli 1926 Sumedang,Jawa Barat,Hindia Belanda |
Meninggal | 20 Mei 2008(2008-05-20) (umur 81) Singapura |
Partai politik | Golkar |
Suami/istri | |
Anak | 5 |
Orang tua |
|
Profesi | Tentara |
Tanda tangan | ![]() |
Karier militer | |
Pihak | ![]() |
Dinas/cabang | ![]() |
Masa dinas | 1945–1966 |
Pangkat | ![]() |
Satuan | KKO |
Pertempuran/perang | Revolusi Nasional Indonesia |
| |
![]() ![]() | |
Ali Sadikin (ᮃᮜᮤᮞᮓᮤᮊᮤᮔ᮪, 7 Juli 1926 – 20 Mei 2008)[1] Atau lebih akrab dengan nama panggilanBang Ali adalah seorang letnan jenderalKKO-AL (Korps Komando Angkatan Laut) yang ditunjuk oleh PresidenSoekarno menjadiGubernur Jakarta pada tahun 1966 yang kemudian diduetkan denganLaksamana Muda Udara Raden H. Atje Wiriadinata untuk membangun Ibu Kota Republik Indonesia.
Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Deputi Kepala Staf Angkatan Laut, Menteri Perhubungan Laut Kabinet Kerja, Menteri Koordinator Kompartemen Maritim/Menteri Perhubungan Laut Kabinet Dwikora dan Kabinet Dwikora yang disempurnakan di bawah pimpinan Presiden Soekarno.
Ali Sadikin disapa akrab oleh penduduk kota Jakarta dengan panggilan Bang Ali, sementara istrinya, Ny. Nani Sadikin, seorangdokter gigi yang disapa Mpok Nani.
Ali Sadikin muda mengenyam pendidikan di Pendidikan Perwira Pelayaran Besar (P3B) yang sekarang bernamaPoliteknik Ilmu Pelayaran Semarang sebelum berdinas di TNI AL.
Ali Sadikin dilantik secara langsung oleh Presiden Soekarno menjadi Gubernur DKI Jakarta pada Kamis, 28 April 1966 pukul 10.00 di Istana Negara. Pelantikan Ali Sadikin tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 1966. Dalam keputusan tersebut, Ali Sadikin yang juga merupakan anggota staf Waperdam Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan dipandang cakap dan memenuhi syarat-syarat menjadi Gubernur DKI Jakarta.[2]
Ali Sadikin adalah gubernur yang sangat berjasa dalam mengembangkan Jakarta menjadi sebuah kota metropolitan yang modern. Di bawah kepemimpinannya Jakarta mengalami banyak perubahan karena proyek-proyek pembangunan buah pikiran Bang Ali, sepertiTaman Ismail Marzuki,Kebun Binatang Ragunan,Proyek Senen,Taman Impian Jaya Ancol,Taman Ria Monas,Taman Ria Remaja, kota satelitPluit di Jakarta Utara, pelestarian budaya Betawi di kawasanCondet, dan juga membangunInstitut Kesenian Jakarta. Bang Ali juga mencetuskan pesta rakyat setiap tahun pada hari jadi kota Jakarta, 22 Juni. Bersamaan dengan itu berbagai aspek budaya Betawi dihidupkan kembali, sepertikerak telor,ondel-ondel,lenong dantopeng Betawi.
Ia juga sempat memberikan perhatian kepada kehidupan para artis lanjut usia di kota Jakarta yang saat itu banyak bermukim di daerahTangki, sehingga daerah tersebut dinamaiTangkiwood.
Bang Ali juga menyelenggarakanPekan Raya Jakarta yang saat ini lebih dikenal dengan namaJakarta Fair, sebagai sarana hiburan dan promosi dagang industri barang dan jasa dari seluruh tanah air, bahkan juga dari luar negeri. Ali Sadikin berhasil memperbaiki sarana transportasi di Jakarta dengan mendatangkan banyak bus kota dan menata trayeknya, serta membangun halte (tempat menunggu) bus yang nyaman.
Selain itu, Bang Ali pernah menjabat sebagai PembinaYayasan Puteri Indonesia periode 1971 hingga 1977. Sebelumnya, ia mengundang beberapa ratu pariwisata dari beberapa negara diAsia-Pasifik untuk datang keJakarta Di bawah binaannya, Puteri Indonesia berhasil membara 3 gelar internasional,Queen of The Pacific (1973, 1975) danMiss Asia Quest 1977).
Di bawah pimpinan Bang Ali, Jakarta berkali-kali menjadi tuan rumahPekan Olahraga Nasional (PON) yang mengantarkan kontingen DKI Jakarta menjadi juara umum selama berkali-kali.
Salah satu kebijakan Bang Ali yang kontroversial adalah mengembangkan hiburan malam dengan berbagai klub malam, mengizinkan diselenggarakannyaperjudian di kota Jakarta dengan memungut pajaknya untuk pembangunan kota, serta membangun kompleksKramat Tunggak sebagai lokalisasipelacuran. Di bawah kepemimpinannya pula diselenggarakan pemilihanAbang dan None Jakarta.
Masa jabatan Ali Sadikin berakhir pada tahun 1977, dan ia digantikan oleh Letjen.Tjokropranolo. Setelah berhenti dari jabatannya sebagai gubernur, Ali Sadikin tetap aktif dalam menyumbangkan pikiran-pikirannya untuk pembangunan kota Jakarta dan negara Indonesia. Hal ini membawanya kepada posisi kritis sebagai anggotaPetisi 50, sebuah kelompok yang terdiri dari tokoh-tokoh militer dan swasta yang kritis terhadap pemerintahan mantan PresidenSoeharto.
Jenjang pendidikan awalnya merupakan lulusan Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) sekarang menjadiPoliteknik Ilmu Pelayaran Semarang tahun 1945 satu angkatan dengan mantan Panglima KKO AL antara lain,Mayjen KKO R. Soehadi,Letjen KKO Hartono,Letjen KKO Moekijat,Laksda TNI Agoes Soebekti, dan US Marine Corps School, Amerika Serikat.
Bang Ali meninggal diSingapura pada hari Selasa, 20 Mei 2008. Dia meninggalkan lima orang anak lelaki dan istri keduanya yang ia nikahi setelah Nani terlebih dahulu meninggal mendahuluinya.
Selama hidupnya, beliau mendapatkan tanda kehormatan baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya;[3]
![]() | ![]() | ![]() | ![]() |
![]() | ![]() | ![]() | ![]() |
![]() | ![]() | ![]() | ![]() |
![]() | ![]() | ![]() | ![]() |
![]() | ![]() | ![]() | ![]() |
![]() | ![]() | ![]() | ![]() |
![]() | ![]() | ![]() | ![]() |
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Soemarno | Gubernur Jakarta 1966–1977 | Diteruskan oleh: Tjokropranolo |
Didahului oleh: Abdoelmoettalip Danoeningrat | Menteri Perhubungan Laut Indonesia 1963–1966 | Diteruskan oleh: Susatyo Mardi |
Jabatan olahraga | ||
Didahului oleh: Moehono | Ketua Umum PSSI 1977–1981 | Diteruskan oleh: Sjarnoebi Said |