al-Ḥīrahالحيرة | |
Lokasi | Irak |
---|---|
Wilayah | Kegubernuran Najaf |
Koordinat | 31°53′0″N44°27′0″E / 31.88333°N 44.45000°E /31.88333; 44.45000 |
Al-Hirah atau dikenal juga dengan namaHira (bahasa Arab:الحِرَاءٍal-Ḥīrah;[1]bahasa Persia:Hērt[2]) adalah sebuah kota kuno diMesopotamia yang terletak di sebelah selatan tempat yang sekarang disebutKufah di tengah-selatanIrak.
Dalam sejarah Arab sebelum munculnyaIslam, Al-Hirah menjadi kota yang penting di kawasan Arab. Kota ini sebelumnya menjadi tempat latihan militer, namun dari abad ke-4 hingga ke-7, Al-Hirah berfungsi sebagaiibu kota dariKerajaan Lakhmid, sebuahnegara vasal Arab atau negara di bawah kekuasaan dariKekaisaran Sasaniyah (Iran).[3] Setelah menjadi ibu kota, Al-Hirah menjadi pusat kegiatanpolitik,diplomatik, danmiliter yang melibatkanPersia,Kekaisaran Bizantium, danJazirah Arab.[3]
Al-Nu'man III bin al-Mundhir menjadi raja terakhir di KerajaanLakhmid. Ia adalah putra dariAl-Mundhir IV bin al-Mundhir dan seorang selir bernama Salma atau Sulma. Ia menggantikan ayahnya pada tahun 580. Ia juga satu-satunya penguasa Lakhmid yang berpindah keyakinan keKristen Nestorian.[4] Al-Hirah menjadi rumah bagiIbad, sebuah komunitas Kristen berbahasa Arab. Berbagai tradisi berpendapat bahwa tulisan Arab dikembangkan di sana. Beberapa penyair terkenal Arab, seperti Ṭarafah dan al-Nābighah al-Dhubyānī, diyakini berasal dariLakhmid.[3]
Abad ke-7, kejayaan Al-Hirah mengalami penurunan, terlebih setelahSasaniyah menyebabkan runtuhnyaLakhmid pada tahun 602. Akan tetapi,Ibad tetap berperan penting dalam mengembangkan budaya dan pengetahuan di bawah kekuasaanKekhalifahan Abbasiyah (tahun 750-1258). Salah satuIbad yang paling terkenal dari masa ini ialahḤunayn ibn Isḥāq al-ʿIbādī atau dikenal dengan Johannitius. Ia adalah tokoh utama dalam penegmbangan menerjemahkan bahasa Yunani ke bahasa Arab.[3]