Agama atra jantan, menunjukkantimpanum. Bandingkan warna dengan betina di bawahAgama atra betina yang sedang hamil, perhatikan perbedaan warnanya dengan jantan.
Agama adalahgenuskadal pemakan serangga berekor panjang yang terdiri dari 47 spesies yang tersebar di seluruhAfrika. Salah satu spesiesnya adalahkadal Agama kepala merah (Agama agama), yanghabitatnya tersebar di wilayah Afrika Sub-Sahara.
Warna tubuh setiap spesies bervariasi, terutama yang jantan. Biasanya dominan merah, cokelat tua, cokelat pucat, biru muda, atau jingga muda, atau bahkan kombinasi dari warna-warna tersebut. Warna tubuh dapat berubah-ubah tergantung keadaan lingkungan atau emosi dari kadal jantan. Contohnya, jika agama jantan berkelahi, kepalanya akan berubah cokelat dan bintik putih muncul di badan. Panjang tubuh setiap spesies juga bervariasi, seringnya antara 12.5 cm sampai 30 cm.[1]
habitat kadal Agama adalahhutan dan padang rumput (stepa/sabana). Beberapa spesies juga menghuni gurun diAfrika Utara, meskipun mereka memilih menghindari gurun di siang hari karena sangat panas. Akan tetapi, karena habitat aslinya dimusnahkan, mereka memilih beradaptasi di daerah permukiman manusia dan habitat baru. Biasanya tinggal dalam tumpukanjerami dan tempat-tempat berongga lainnya dan keluar hanya untuk mencari makan. Jika terlihat di ruang terbuka, kadal Agama dapat berlari dengan cepat dengan bertumpu pada kaki belakang untuk mencapai tempat berlindung. Kadal Agama aktif pada siang hari dan sering terlihat berlari untuk menangkap makanannya. Kadal Agama tahan terhadap lingkungan dengan suhu yang tinggi dibandingkanreptil lain pada umumnya. Tetapi, ketika suhu mencapai lebih dari 38 °C (100 °F), mereka akan berteduh dan menunggu hingga dingin. Semua jenis kadal Agama umumnya memakan seranggainsektivora. Gigi depan mereka yang menyerupaigigi seri dirancang untuk memotong dan mengunyah mangsa mereka dengan cepat. Mereka juga memakan rumput,beri, biji-bijian dan bahkan telur kadal lain yang lebih kecil.[2]
Kadal Agama jantan sering berkelahi ketika berebut wilayah atau ketika musim kawin. Perkelahian diawali dengan gerakan kepala mengayun atas dan bawah serta gerakan memutar untuk menakut-nakuti lawan. Saat terjadi adu fisik, mereka mengibaskan ekor mereka dan saling mengancam dengan rahang terbuka. Dalam beberapa kejadian, salah satu kadal jantan sampai kehilangan ekor karena perkelahian tersebut. Seperti jantan, kadal Agama betina terkadang juga saling mengejar dan berkelahi dengan maksud yang sama: memperebutkan wilayah. Kadal Agama berkembangbiak dengan bertelur (ovipar).[1]
^abBurton, Robert (1974). Burton, Maurice (ed.).The Funk & Wagnalls Wildlife Encyclopedia (dalam bahasa Inggris). Vol. 1. New York, N.Y.: Funk and Wagnalls.OCLC20316938.
Daudin FM (1802).Histoire Naturelle, Générale et Particulière des Reptiles; Ouvrage faisant suite à l'Histoire Naturelle générale et particulière, composée par Leclerc de Buffon; et rédigée par C.S. Sonnini, membre de plusieurs sociétés savantes. Tome troisième [Volume 3]. Paris: F. Dufart. 452 pp. (Agama, new genus, p. 333). (in French).
Spawls, Stephen; Howell, Kim M.; Drewes, Robert C. (2006).Reptiles and Amphibians of East Africa. Princeton, New Jersey: Princeton University Press.ISBN978-0691128849.