Movatterモバイル変換


[0]ホーム

URL:


Lompat ke isi
WikipediaEnsiklopedia Bebas
Pencarian

Adam Malik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ini adalah namaBatakMandailing,marganya adalahBatubara.
Untuk halte Transjakarta yang sebelumnya bernama "Adam Malik", lihatHalte Transjakarta Petukangan Utara.
Adam Malik
Wakil Presiden Indonesia ke-3
Masa jabatan
23 Maret 1978 – 11 Maret 1983
PresidenSoeharto
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-4
Masa jabatan
1 Oktober 1977 – 23 Maret 1978
Sebelum
Pendahulu
Idham Chalid
Pengganti
Daryatmo
Sebelum
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ke-7
Masa jabatan
1 Oktober 1977 – 23 Maret 1978
Sebelum
Pendahulu
Idham Chalid
Pengganti
Daryatmo
Sebelum
Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
Masa jabatan
1971–1972
Menteri Luar Negeri Indonesia ke-11
Masa jabatan
28 Maret 1966 – 23 Maret 1978
PresidenSoekarno
Soeharto
Menteri Perdagangan Indonesia ke-16
Masa jabatan
13 November 1963 – 27 Agustus 1964
PresidenSoekarno
Wakil Ketua III Komite Nasional Indonesia Pusat
Masa jabatan
29 Agustus 1945 – Februari 1950
PresidenSoekarno
Ketua KNIPKasman Singodimedjo
Informasi pribadi
Lahir(1917-07-22)22 Juli 1917
Pematangsiantar,Sumatera Timur,Hindia Belanda
Meninggal5 September 1984(1984-09-05) (umur 67)
Bandung,Jawa Barat, Indonesia
MakamTaman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata
Partai politikGolkar
Afiliasi politik
lainnya
Suami/istri
Pekerjaan
  • Politikus
  • legislator
  • diplomat
  • jurnalis
Tanda tangan
Karier militer
PihakIndonesia
Dinas/cabangGerilyawan Indonesia
Masa dinas1940-an
PangkatKomandan
Pertempuran/perang
Sunting kotak info
Sunting kotak info •L •B
Bantuan penggunaan templat ini

Adam Malik Batubara (22 Juli 1917 – 5 September 1984) adalah seorang politikus Indonesia dan mantan jurnalis yang menjabat sebagaiwakil presiden ketiga. Sebelumnya ia menjabat sebagaiketua parlemen,menteri luar negeri,presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan jurnalis. Adam Malik ditetapkan sebagai salah seorangPahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 6 November 1998 berdasarkan Keppres Nomor 107/TK/1998.[1]

Riwayat hidup

[sunting |sunting sumber]

Latar belakang

[sunting |sunting sumber]

Adam Malik adalah anak dari pasangan Abdul Malik Batubara dan Salamah Lubis.[2][3] Ayahnya, Abdul Malik, adalah seorang pedagang kaya di Pematangsiantar.[2] Adam Malik adalah anak ketiga dari sepuluh bersaudara.[2] Adam Malik menempuh pendidikan dasarnya diHollandsch-Inlandsche School Pematangsiantar. Ia melanjutkan di Sekolah AgamaMadrasah Sumatera Thawalib Parabek diBukittinggi, namun hanya satu setengah tahun saja karena kemudian pulang kampung dan membantu orang tua berdagang.[2]

Keinginannya untuk maju dan berbakti kepada bangsa mendorong Adam Malik untuk pergi merantau ke Jakarta. Pada usia 20 tahun, ia bersama denganAbdul Hakim,Djohan Sjahroezah,Soemanang,Albert Manumpak Sipahutar, danPandu Kartawiguna memelopori berdirinyaKantor Berita Antara.[3]

Karier

[sunting |sunting sumber]
Bab atau bagian initidak memilikireferensi atausumber tepercaya sehingga isinya tidak bisadipastikan. Tolong bantuperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak.Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi kesumber tepercaya dalam bentukcatatan kaki ataupranala luar.
Menteri Utama Bidang Politik/Menteri Luar Negeri Adam Malik sedang berbicara di mimbarPBB pada tahun 1966.
Menteri Luar Negeri Adam Malik mendampingiPresiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan Perdana MenteriTakeo Miki diJepang pada tahun 1975.
Pengambilan sumpah jabatan Adam Malik sebagai Wakil Presiden RI pada 24 Maret 1978.
Adam Malik sudah resmi menjadi Wakil Presiden RI.Sri Sultan Hamengku Buwono IX memberi ucapan selamat kepadanya.
Suasana Pelantikan Adam Malik sebagai Wakil Presiden RI di Gedung DPR/MPR RI.

Adam Malik juga aktif dalam pergerakan kebangsaan yang dilakukannya secaraautodidak. Pada masa mudanya, ia sudah aktif ikut pergerakan nasional memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1934-1935, ia memimpinPartai Indonesia (Partindo)Pematang Siantar danMedan.[4]

Pada tahun 1940 hingga 1941, Adam Malik merupakan anggota Dewan Pimpinan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) di Jakarta. Bersamaan dengan itu, ia mengawali karier dengan bekerja sebagaiwartawan di Jakarta dan merupakan salah satu pendiriKantor Berita Antara.[5] Kantor Berita Antara didirikan di Buiten Tijgerstraat 38Noord Batavia (Jl. Pinangsia II Jakarta Utara) kemudian pindah JI. Pos Utara 53 Pasar Baru,Jakarta Pusat. Sebagai Direktur diangkat Mr.Soemanang, dan Adam Malik menjabatRedaktur merangkap Wakil Direktur. Dengan modal satu meja tulis tua, satu mesin tulis tua, dan satu mesin roneo tua, mereka menyuplai berita ke berbagai surat kabar nasional. Sebelumnya, ia sudah sering menulis antara lain di koran Pelita Andalas dan Majalah Partindo. Tahun 1941 sebagai utusan Mr. Soemanang bersamaDjohan Sjahroezah datang ke rumahSugondo Djojopuspito minta agar Soegondo bersedia menjadi Direktur Antara, dan Adam Malik tetap sebagai Redaktur merangkap Wakil Direktur.

Di zamanpenjajahan Jepang, Adam Malik juga aktif bergerilya melawanPemerintahan Jepang dalam gerakan pemuda memperjuangkan kemerdekaan. Pada 1945, menjadi anggota Pimpinan Gerakan Pemuda untuk persiapan Kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Menjelang 17 Agustus 1945, bersamaSukarni,Chaerul Saleh, danWikana, ia pernah membawaBung Karno danBung Hatta keRengasdengklok untukmemproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Demi mendukung kepemimpinan Soekarno-Hatta, ia menggerakkan rakyat berkumpul dilapangan Ikada, Jakarta.

Mewakili kelompok pemuda, Adam Malik sebagai pimpinan Komite Van Aksi, terpilih sebagai Ketua IIIKomite Nasional Indonesia Pusat (1945-1947) yang bertugas menyiapkan susunan pemerintahan. Selain itu, Adam Malik adalah pendiri dan anggotaPartai Rakyat, pendiriPartai Murba, dananggota parlemen. Tahun 1945-1946 ia menjadi anggota Badan Persatuan Perjuangan di Yogyakarta. Kariernya semakin menanjak ketika menjadi Ketua II Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), sekaligus merangkap jabatan sebagai anggota Badan Pekerja KNIP. Pada tahun 1946, Adam Malik mendirikan Partai Rakyat, sekaligus menjadi anggotanya. 1948-1956, ia menjadi anggota dan Dewan Pimpinan Partai Murba. Pada tahun 1956, ia berhasil memangku jabatan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI) yang lahir dari hasilpemilihan umum.

Karier Adam Malik di dunia internasional terbentuk ketika diangkat menjadiDuta Besar luar biasa dan berkuasa penuh untuk negaraUni Soviet danPolandia. Pada tahun 1962, ia menjadi Ketua Delegasi Republik Indonesia untuk perundinganIndonesia denganBelanda mengenai wilayahIrian Barat diWashington D.C,Amerika Serikat. Yang kemudian pertemuan tersebut menghasilkan Persetujuan Pendahuluan mengenai Irian Barat. Pada bulan September 1962, ia menjadi anggota Dewan Pengawas Lembaga di lembaga yang didirikannya, yaitu Kantor Berita Antara. Pada tahun 1963, Adam Malik pertama kalinya masuk ke dalam jajaran kabinet, yaitu Kabinet yang bernamaKabinet Kerja IV sebagaiMenteri Perdagangan sekaligus menjabat sebagai Wakil Panglima Operasi ke-I Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE). Pada masa semakin menguatnya pengaruhPartai Komunis Indonesia, Adam Malik bersamaRoeslan Abdulgani dan JenderalAbdul Haris Nasution dianggap sebagai musuh PKI dan dicap sebagai triosayap kanan yang kontra-revolusi.

Ketika terjadi pergantian rezim pemerintahanOrde Lama, posisi Adam Malik yang berseberangan dengankelompok kiri justru malah menguntungkannya. Tahun 1966, Adam disebut-sebut dalam trio baruSoeharto-Sultan-Malik. Pada tahun yang sama, lewat televisi, ia menyatakan keluar dari Partai Murba karena pendirian Partai Murba, yang menentang masuknya modal asing. Empat tahun kemudian, ia bergabung denganGolkar. Pada tahun 1964, ia mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Delegasi untuk Komisi Perdagangan dan Pembangunan diPBB. Pada tahun 1966, kariernya semakin gemilang ketika menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri II (Waperdam II) sekaligus sebagaiMenteri Luar Negeri Republik Indonesia dikabinet Dwikora II.

Karier murninya sebagai Menteri Luar Negeri dimulai dikabinet Ampera I pada tahun 1966. Pada tahun 1967, ia kembali memangku jabatan Menteri Luar Negeri dikabinet Ampera II. Pada tahun 1968, Menteri Luar Negeri dalamkabinet Pembangunan I, dan tahun 1973 kembali memangku jabatan sebagai Menteri Luar Negeri untuk terakhir kalinya dalamkabinet Pembangunan II. Pada tahun 1971, ia terpilih sebagai KetuaMajelis Umum PBB ke-26, orang Indonesia pertama dan satu-satunya sebagai Ketua SMU PBB. Saat itu dia harus memimpin persidangan PBB untuk memutuskan keanggotaanRRC di PBB yang hingga saat ini masih tetap berlaku. Karier tertingginya dicapai ketika berhasil memangku jabatan sebagaiWakil Presiden RI yang diangkat olehMajelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 1978. Ia merupakan Menteri Luar Negeri RI di urutan kedua yang cukup lama dipercaya untuk memangku jabatan tersebut setelah Dr.Soebandrio. Sebagai Menteri Luar Negeri dalam pemerintahanOrde Baru, Adam Malik berperanan penting dalam berbagai perundingan dengan negara-negara lain termasuk penjadwalan ulang utang Indonesia peninggalan Orde Lama.

Pada tanggal 5-8 Agustus 1967, Adam Malik menjadi perwakilan Indonesia di tingkat menteri untuk pertemuan lima negara yang diadakan di Bangkok. Selain Adam Malik, pertemuan ini dihadiri oleh Tun Abdul Razak (Malaysia), Narciso Ramos (Filipina), Thanat Khoman (Thailand) dan S. Rajaratnam (Singapura). Pertemuan ini menghasilkan sebuah kesepakatan pembentukanPerhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara oleh kelima negara pada tanggal 8 Agustus 1967. Kesepakatan ini kemudian disebutDeklarasi Bangkok.[6]

Sebagai seorangdiplomat,wartawan bahkanbirokrat, Adam Malik sering mengatakan “semua bisa diatur”. Sebagai diplomat ia memang dikenal selalu mempunyai 1001 jawaban atas segala macam pertanyaan dan permasalahan yang dihadapkan kepadanya. Tapi perkataan “semua bisa diatur” itu juga sekaligus sebagai lontaran kritik bahwa di negara ini “semua bisa di atur” dengan uang.

Akhir hidup

[sunting |sunting sumber]

Meninggal dunia

[sunting |sunting sumber]
Haji Adam Malik dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta (atas). Di kemudian hari, istrinya dimakamkan berdampingan dengannya (bawah).

Setelah mengabdikan diri demi bangsa dan negaranya, H. Adam Malik meninggal diBandung pada 5 September 1984 karenakanker hati. Jenazahnya dikebumikan diTaman Makam Pahlawan Kalibata.[7] Kemudian, isteri dan anak-anaknya mengabadikan namanya dengan mendirikan Museum Adam Malik.

Penghargaan

[sunting |sunting sumber]

Pada tahun 1982, Adam Malik menerima Dag Hammarskjöld Award dari PBB.[butuh rujukan] Ia juga ditetapkan menjadipahlawan nasional pada tahun 1998 berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 107/TK/1998. Keputusan ini diterbitkan pada tanggal 6 Nopember tahun 1998. Nama Adam Malik berada dalam urutan ke-105 dari 156 pahlawan nasional hingga tahun 2010 berdasarkan rilisan olehKementerian Sosial Republik Indonesia.[8]

Tanda kehormatan nasional

[sunting |sunting sumber]

Tanda kehormatan luar negeri

[sunting |sunting sumber]

Lihat pula

[sunting |sunting sumber]

Referensi

[sunting |sunting sumber]
  1. ^Daftar Nama Pahlawan Nasional Republik IndonesiaDiarsipkan 2013-08-06 diWayback Machine., Departemen Sosial RI Online,Januari2010. Diakses 26 Agustus 2012.
  2. ^abcdSunudyantoro,Sedikit Nasi, Banyak Minyak RambutDiarsipkan 2008-12-04 diWayback Machine., 1 Desember 2008, Copyright 2011 TEMPOinteraktif. Diakses 24 September 2011.
  3. ^abAkhir Matua Harahap,Surat Kabar di Padang Sidempuan ‘Tempo Doeloe’ dan Lahirnya Tokoh-Tokoh Pers Nasional dari Tapanuli Bagian SelatanDiarsipkan 2012-03-31 diWayback Machine., akhirmh.blogspot.com. Diakses 24 September 2011.
  4. ^Andryanto, S. Dian (2022-07-22)."105 Tahun Adam Malik: Wartawan, Menteri Luar Negeri, Wakil Presiden dan Isu Mata-mata CIA".Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal2023-11-07. 
  5. ^Situmorang, N., dna Sudibyo, R. S. (2017).Adam Malik Menembus Empat Zaman: Memperingati 100 Tahun Adam Malik. Jakarta Selatan: Arsip Nasional Republik Indonesia. hlm. 4.ISBN 978-602-6503-10-7. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  6. ^Aman (2015). Nugrahini, Kartika N., ed.Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan 1945-1998(PDF). Yogyakarta: Penerbit Ombak. hlm. 109–110.ISBN 978-602-258-312-7. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  7. ^"Membongkar Sejarah Makam Kalibata".Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2011-04-27. Diakses tanggal2023-11-07. 
  8. ^Pagar, dkk. (September 2020).Sejarah Sosial Kesultanan Langkat(PDF). Jakarta Pusat: Litbangdiklat Press. hlm. 150.ISBN 978-623-91689-9-5. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  9. ^"Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia Tahun 1959–Sekarang"(PDF). Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia.Diarsipkan(PDF) dari versi asli tanggal 2021-07-29. Diakses tanggal2021-06-01. 
  10. ^ab"Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003"(PDF).Sekretariat Negara Republik Indonesia.Diarsipkan(PDF) dari versi asli tanggal 2022-08-05. Diakses tanggal2021-01-20. 
  11. ^Departemen Dalam Negeri, Indonesia (1976).Mimbar. Indonesia: Departemen Dalam Negeri. hlm. 29. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  12. ^Indonesia. Embassy (Cambodia), Nazaruddin Nasution (2002).Indonesia-Cambodia Forging Ties Through Thick and Thin. Kamboja: Embassy of the Republic of Indonesia. hlm. 32. Parameter|url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan);line feed character di|title= pada posisi 19 (bantuan)
  13. ^"Semakan Penerima Darjah Kebesaran, Bintang dan Pingat" (dalam bahasa Melayu). Diarsipkan dariversi asli tanggal 2019-07-19. Diakses tanggal2021-06-01. 
  14. ^"MALIK S.E. Adam, Cavaliere di Gran Croce Ordine al Merito della Repubblica Italiana" (dalam bahasa Italia). Diakses tanggal12 February 2024. 
  15. ^"Одликувања"(PDF).Službeni list SFRJ (dalam bahasa Makedonia).XXXI (54): 1480. 14 November 1975. 
  16. ^ab"Recipient Order of Yugoslav Star".Gentleman's Military Interest Club (dalam bahasa Inggris). 2017-08-11. Diakses tanggal2024-05-28. 
  17. ^Chandramatchbox Channel (2023-06-26),Video Kunjungan Kenegaraan Presiden Korea Selatan Chun Doo-Hwan di Indonesia Tahun 1981, diakses tanggal2024-06-09 
  18. ^"Roster of Presidential Awardees under Executive Order 236".Official Gazette.Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-02. Diakses tanggal2 July 2022. 

Pranala luar

[sunting |sunting sumber]
Jabatan politik
Didahului oleh:
Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Wakil Presiden Republik Indonesia
1978–1983
Diteruskan oleh:
Umar Wirahadikusumah
Didahului oleh:
K.H. Idham Chalid
Ketua DPR/MPR
1977–1978
Diteruskan oleh:
Daryatmo
Didahului oleh:
Subandrio
Menteri Luar Negeri Indonesia
1966–1978
Diteruskan oleh:
Mochtar Kusumaatmadja
Didahului oleh:
Suharto
Menteri Perdagangan Indonesia
1963–1964
Diteruskan oleh:
Achmad Yusuf
Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
Lambertus Nicodemus Palar
Duta Besar Indonesia untuk Uni Soviet
1960–1964
Diteruskan oleh:
Manai Sophiaan
Jabatan baruDuta Besar Indonesia untuk Polandia
1959–1962
Diteruskan oleh:
Gustaaf Adolf Maengkom
Pranala ke artikel terkait
Menteri muda yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden:
Menteri dan pejabat setingkat menteri yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden:
Mendagri:Amir Machmud • Menlu:Adam Malik,Syarief Thayeb (Plt.) • Menhankam/Panglima ABRI:Maraden Panggabean • Menhak: Oemar Senoadji,Mochtar Kusumaatmadja • Menteri Penerangan:Mashuri Saleh,Sudharmono (Plt.) • Menperin:M. Jusuf • Mendag:Radius Prawiro • Menag:Abdul Mukti Ali • Menkeu:Ali Wardhana • Mentan:Thoyib Hadiwidjaja • Mentam:Mohammad Sadli • Menteri PUTL:Sutami • Menhub:Emil Salim • Mendikbud:Sumantri Brodjonegoro,Syarief Thayeb • Menkes:GA Siwabessy • Mensos:M. S. Mintaredja • Menakertranskop:Subroto • Menteri Ekuin/Kepala BAPPENAS:Widjojo Nitisastro • Menteri Kesra:Sunawar Sukowati • Menpan/Waket BAPPENAS:J. B. Sumarlin • Menteri Negara Riset: Sumitro Djojohadikusomo • Jaksa Agung:Ali Said • Gubernur Bank Indonesia:Rachmat Saleh • Pangkopkamtib: Sumitro,Soeharto,Sudomo (Plt.) • Mensesneg:Soedharmono
Kabinet Pembangunan I (1968–1973)
Mendagri:Basuki Rahmat,Amir Machmud • Menlu:Adam Malik • Menhankam/Panglima ABRI:Soeharto,Maraden Panggabean • Menhak: Oemar Senoadji • Menteri Penerangan:Boediardjo • Menkeu:Ali Wardhana • Mendag: Sumitro Djojohadikusomo • Mentan:Thoyib Hadiwidjaja • Menperin:M. Jusuf • Mentam:Sumantri Brodjonegoro • Menteri PUTL:Sutami • Menhub:Frans Seda • Mendikbud:Mashuri Saleh • Menkes:G.A. Siwabessy • Menag:Muhammad Dahlan,Abdul Mukti Ali • Menaker:Mursalin Daeng Mamangung, M. Sadli • Mentranskop:M. Sarbini,Subroto • Mensos:Albert Mangaratua Tambunan,Idham Chalid (Plt.),M. S. Mintaredja • Menteri Ekuin:Sri Sultan Hamengkubuwono IX • Menteri Kesra:Idham Chalid • Menteri PPN/ Ketua BAPPENAS:Sunawar Sukowati,Widjojo Nitisastro • Menpenhukpemmen (dihapuskan sejak Reshuffle Kabinet pada11 September1971):M. S. Mintaredja • Menteri PPAN:Harsono Tjokroaminoto,Emil Salim • Jaksa Agung:Sugih Arto • Gubernur Bank Indonesia:Radius Prawiro • Pangkopkamtib:Maraden Panggabean, Sumitro • Mensesneg:Alamsyah Ratu Perwiranegara,Soedharmono
Kabinet Ampera I (1966–1967)
Politik
Abdul Halim Majalengka · Abdoel Kahar Moezakir · Achmad Soebardjo · Adam Malik · Adnan Kapau Gani · Alexander Andries Maramis · Alimin · Andi Sultan Daeng Radja · Arie Frederik Lasut · Arnold Mononutu · Djoeanda Kartawidjaja · Ernest Douwes Dekker · Fatmawati · Ferdinand Lumban Tobing · Frans Kaisiepo · Gatot Mangkoepradja · Hamengkubuwana IX · Herman Johannes · Idham Chalid · Ida Anak Agung Gde Agung · Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono · I Gusti Ketut Pudja · Iwa Koesoemasoemantri · Izaak Huru Doko · Johannes Leimena · Johannes Abraham Dimara · Kasman Singodimedjo · Kusumah Atmaja · Lambertus Nicodemus Palar · Mahmud Syah III dari Johor · Mangkunegara I · Maskoen Soemadiredja · Mohammad Hatta · Mohammad Husni Thamrin · Moewardi · Teuku Nyak Arif · Nani Wartabone · Oto Iskandar di Nata · Radjiman Wedyodiningrat · Rasuna Said · Saharjo · Samanhudi · Soekarni · Soekarno · Sukarjo Wiryopranoto · Soepomo · Soeroso · Soerjopranoto · Sutan Mohammad Amin Nasution · Sutan Syahrir · Syafruddin Prawiranegara · Tan Malaka · Tjipto Mangoenkoesoemo · Oemar Said Tjokroaminoto · Zainul Arifin
Militer
Kemerdekaan
Revolusi
Pergerakan
Sastra
Seni
Pendidikan
Integrasi
Pers
Pembangunan
Agama
Perjuangan
Abdul Kadir · Achmad Rifa'i · Andi Depu · Andi Mappanyukki · Aji Muhammad Idris · Aria Wangsakara · Baabullah · Bataha Santiago · Cut Nyak Dhien · Cut Nyak Meutia · Depati Amir · Hamengkubuwana I · I Gusti Ketut Jelantik · I Gusti Ngurah Made Agung · Ida Dewa Agung Jambe · Himayatuddin Muhammad Saidi · Iskandar Muda dari Aceh · Kiras Bangun · La Madukelleng · Machmud Singgirei Rumagesan · Mahmud Badaruddin II dari Palembang · Malahayati · Martha Christina Tiahahu · Nuku Muhammad Amiruddin · Nyai Ageng Serang · Opu Daeng Risadju · Paku Alam VIII · Pakubuwana VI · Pakubuwana X · Pangeran Antasari · Pangeran Diponegoro · Pattimura · Pong Tiku · Raden Mattaher · Radin Inten II · Ranggong Daeng Romo · Raja Haji Fisabilillah · Ratu Kalinyamat · Salahuddin bin Talabuddin · Sisingamangaraja XII · Sultan Agung dari Mataram · Sultan Hasanuddin · Teungku Chik di Tiro · Tuanku Imam Bonjol · Tuanku Tambusai · Teuku Umar · Tirtayasa dari Banten · Thaha Saifuddin dari Jambi · Tombolotutu · Untung Suropati · Zainal Mustafa
Wikimedia Commons memiliki media mengenaiAdam Malik.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Adam_Malik&oldid=27062635"
Kategori:
Kategori tersembunyi:

[8]ページ先頭

©2009-2025 Movatter.jp