Unit Test memang tidak bisa dilepaskan dari proses pengembangansoftware. Namun seringkali dalam pembuatanUnit Test di Go terjadi banyak repetisi yang tidak perlu danUnit Test yang tidak dikelola dengan baik. Salah satu contoh kasus yang paling banyak ditemui dalam pembuatanUnit Test yaitu tidak dipisahkannyalogic dan data sehingga ketika penambahan data test terdapat penambahan pulalogic.
Contoh Kode
Sebelum memulai lebih lanjut berikut adalah contoh kode untuk membantu memahami tulisan ini.
- Struktur direktori
$ tree .├── add.go└── add_test.go
- File
add.go
packagemain//TambahmerupakanfungsisederhanapenjumlahanfuncTambah(a,bint)int{returna+b}
- File
add_test.go
packagemainimport"testing"funcTestBasic(t*testing.T){ifTambah(1,1)!= 2{t.Error("seharusnya 2")}ifTambah(1,2)!= 3{t.Error("seharusnya 3")}//kodeberulangsebanyakjumlahdatatest}
- Hasil runningUnit Test
$ go test -v=== RUN TestBasic--- PASS: TestBasic (0.00s)PASSok github.com/h4ckm03d/blog-codes/golang101/6-tips-trik-unit-test 0.002s
Memanfaatkanarray of struct
ContohUnit Test diatas merupakan contoh paling sederhana, jika yang sederhana saja sudah terlalu verbose dan susah dikelola bagaimana jika kode dalam suatupackage
semakin besar? Salah satu cara untuk memisahkanlogic unit test dengan data yaitu menggunakan unit testarray of struct untuk data dan tinggal menambahkan looping data ketika pengecekan. Tambahkan fungsi dibawah ini ke dalamadd_test.go
func TestB(t *testing.T) { testData := []struct { name string inputA int inputB int result int }{ {"1+1", 1, 1, 2}, {"1+2", 1, 2, 3}, {"1+3", 1, 3, 4}, } for _, tc := range testData { t.Run(tc.name, func(t *testing.T) { if Tambah(tc.inputA, tc.inputB) != tc.result { t.Errorf("Seharusnya %d", tc.result) } }) }}
JikaUnit Test dijalankan maka hasilnya seperti berikut:
$ go test -v=== RUN TestBasic--- PASS: TestBasic (0.00s)=== RUN TestB=== RUN TestB/1+1=== RUN TestB/1+2=== RUN TestB/1+3--- PASS: TestB (0.00s) --- PASS: TestB/1+1 (0.00s) --- PASS: TestB/1+2 (0.00s) --- PASS: TestB/1+3 (0.00s)PASSok github.com/h4ckm03d/blog-codes/golang101/6-tips-trik-unit-test 0.002s
DalamTestB
diatas ketika data test bertambah, kita hanya perlu menambahkan kedalamarray
testData
tanpa perlu merubahlogic sehingga kode lebih mudah dibaca dan dimodifikasi.struct
dalam peubahtestData
terdiri dari 3 bagian label test(name
), input data (inputA
,inputB
), dan output dari fungsi (result
). Untuk input data dan output bisa diganti sesuai dengan fungsi yang ditest. Hasil running dari unit test juga lebih jelas jika menggunakan metode ini karena penggunaan label membantu tracking ketika ada kesalahan. MisalkantestData
1 ditambah 1 diubah menjadi 7 untuk mengetahui contoh jika unit test menghasilkan error, hasilnya sebagai berikut:
$ go test -v=== RUN TestBasic--- PASS: TestBasic (0.00s)=== RUN TestB=== RUN TestB/1+1=== RUN TestB/1+2=== RUN TestB/1+3--- FAIL: TestB (0.00s) --- FAIL: TestB/1+1 (0.00s) add_test.go:34: Seharusnya 7 --- PASS: TestB/1+2 (0.00s) --- PASS: TestB/1+3 (0.00s)FAILexit status 1FAIL github.com/h4ckm03d/blog-codes/golang101/6-tips-trik-unit-test 0.005s
Karena output diubah menjadi 7 sehingga unit testnya fail, akan tetapi karena menggunakan label kita segera mengetahui data apa yang salah sehingga bug fix lebih mudah.
Fatal VS Error
Pada fungsiTestBasic
diatas menggunakant.Error("seharusnya 2")
, kenapa menggunakant.Error
bukan menggunakant.Fatal
? Penggunaanerror diatas karena ketika terjadi kesalahan misalkan output salah atau tidak sesuai maka unit test tidak akan berhenti tetapi melanjutkan sampai semua proses dalam fungsi tersebut selesai. Jika menggunakanfatal maka ketikat.Fatal
ataut.Fatalf
dipanggil maka proses dihentikan. Dalam hal ini ketika 1 + 1 terjadi error maka proses berhenti dan tidak dilanjutkan pengecekan 1 + 2. Berikut contoh perbedaan penggunaanfatal danerror.
func TestBasicFatal(t *testing.T) { if Tambah(1, 1) != 3 { t.Error("seharusnya 2") } if Tambah(1, 2) != 4 { t.Error("seharusnya 3") } // kode berulang sebanyak jumlah data test}func TestBasicError(t *testing.T) { if Tambah(1, 1) != 3 { t.Error("seharusnya 2") } if Tambah(1, 2) != 4 { t.Error("seharusnya 3") } // kode berulang sebanyak jumlah data test}
Hasilgo test -v
sebagai berikut
$ go test -v=== RUN TestBasic--- PASS: TestBasic (0.00s)=== RUN TestBasicFatal--- FAIL: TestBasicFatal (0.00s) add_test.go:21: seharusnya 2=== RUN TestBasicError--- FAIL: TestBasicError (0.00s) add_test.go:33: seharusnya 2 add_test.go:37: seharusnya 3=== RUN TestB=== RUN TestB/1+1=== RUN TestB/1+2=== RUN TestB/1+3--- PASS: TestB (0.00s) --- PASS: TestB/1+1 (0.00s) --- PASS: TestB/1+2 (0.00s) --- PASS: TestB/1+3 (0.00s)FAILexit status 1FAIL github.com/h4ckm03d/blog-codes/golang101/6-tips-trik-unit-test 0.004s
KetikaTestBasicFatal
dijalankan maka ketika ada error proses berhenti berbeda denganTestBasicError
, meskipun ada error proses dilanjutkan sampai selesai.
Dengan pemisahan kodeUnit Test dan penggunaan error/fatal yang tepat kita bisa lebih optimal memanfaatkan unit test. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi di tulisan selanjutnya.
Top comments(0)
For further actions, you may consider blocking this person and/orreporting abuse